Trump Datangi India, New Delhi Terbelah Dua

25 Februari 2020, 14:56 WIB
Donald Trump. /NY Times /NY Times

PIKIRAN RAKYAT - Kedatangan Presiden Amerika Serikat Donald Trump ke India untuk membahas hubungan politik dan ekonomi antar kedua negara disambut dengan demonstrasi rakyat di ibu kota India, New Delhi.

Demonstrasi itu berubah menjadi kerusuhan ketika dua kubu yang terlibat di dalamnya, kubu pro-Trump dan kontra-Trump berbentrokan di jalanan Kota New Delhi.

Dikutip dari The Guardian oleh pikiranrakyat-bekasi.com, demonstrasi itu menewaskan para pihak yang terlibat di dalamnya, termasuk tiga demonstran dan seorang polisi.

Baca Juga: Mengenal Visa Schengen yang Berlaku Untuk 26 Negara di Eropa

Selain menewaskan beberapa demonstran dan seorang polisi, demonstrasi itu menyebabkan 11 polisi mengalami luka-luka karena berusaha memisahkan kedua kubu.

Pihak pro-Trump yang merupakan bagian dari kelompok Hindu nasionalis India menggambarkan tanda merah, tanda sakral Hindu, pada dahi Trump dalam sebuah poster dan memberikannya pemberkatan.

Himne-himne pujian untuk keselamatan dan kesuksesan Trump di India juga dinyanyikan dalam kerumunan demonstran pro-Trump.

Baca Juga: Akibat Wabah Virus Corona di Italia, Paramount Pictures Tunda Syuting Mission Impossible 7

“Melalui ritual api, kami memanggil dewa-dewa untuk memberkati Amerika dan India,” ujar ketua Hindu Sena, Vishnu Gupta.

Hindu Sena adalah salah satu dari organisasi Hindu sayap kanan di India yang didirikan pada tahun 2011.

Vishnu Gupta menambahkan bahwa dia menginginkan Trump dan Narendra Modi, Perdana Menteri India, melawan kelompok Islam radikal dan terorisme.

Baca Juga: Tidak Perlu Bersedih, Jasa Layanan Peluk di Bekasi akan Segera Hadir meski Menuai Pro Kontra

Sebaliknya, para demonstran kubu kontra-Trump membawa spanduk-spanduk yang berisikan tulisan “Pergilah Trump” dan melakukan demonstrasi di kota Gauhati, Kolkata, dan Hyderabad.

Sekjen Partai Komunis India Doraisamy Raja menuduh Modi tunduk kepada tekanan AS yang ingin membuka pasar di India, alih-alih melindungi kepentingan India.

Trump datang ke India pada Senin, 24 Februari 2020 waktu setempat, dengan tujuan membuka kesempatan pasar AS di India karena India merupakan negara dengan ekonomi terbesar ke-7 di dunia.

Baca Juga: Huawei Mate XS Resmi Diluncurkan, Simak Perubahannya

Berbagai pengusaha dari AS akan merasa sangat diuntungkan jika pasar India dibukakan oleh perbincangan antara Trump dan Modi, dan pengumuman perjanjian itu akan disiarkan di kantor-kantor berita India pada hari Selasa, 25 Februari 2020.

Selain akibat kedatangan Trump, demonstrasi akibat Citizenship Amendment Act (CAA), hukum kewarganegaraan terbaru India, juga masih berlangsung.

Seperti diberitakan sebelumnya oleh pikiranrakyat-bekasi.com, hukum itu memberikan kewarganegaraan untuk para imigran, kecuali imigran yang beragama Islam.

Baca Juga: Akibat Banjir, Sejumlah Ruas Tol Jabodetabek Ditutup, Salah Satu yang Parah Tol Jatibening

Hukum kewarganegaraan itu dianggap oleh banyak pihak melanggar konstitusi India yang bersifat sekuler.

Para kritikus hukum menyatakan bahwa India sebentar lagi akan membagi-bagikan kewarganegaraan atas dasar agama.

Meski begitu, Trump menyatakan bahwa dirinya memuji sejarah India dan masyarakatnya yang dapat hidup bertoleransi dengan berbagai agama di dalamnya.

Baca Juga: Jadwal SIM Keliling Bekasi Hari Ini, Selasa 25 Februari 2020

Demonstrasi itu juga melibatkan dua kubu, kubu pro-CAA dan kontra-CAA, yang berusaha dipisahkan oleh polisi dengan cara menembakkan gas air mata.

Stasiun televisi New Delhi menyatakan bahwa pihak berwajib telah menurunkan pasukan paramiliter untuk meredam kerusuhan.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler