Pertama Kali di Jepang, Seorang Pasien Kembali Terjangkit Virus Corona setelah Sempat Dinyatakan Sembuh

28 Februari 2020, 07:15 WIB
JEPANG melaporkan salah satu pasien kembali terjangkit virus corona, setelah sebelumnya dinyatakan sembuh.* /Antara/

PIKIRAN RAKYAT – Virus corona masih menjadi kekhawatiran bagi sebagian negara di dunia. Laporan terbaru kini virus tersebut sudah menyebar hingga lebih dari 30 negara.

Dikutip dari Antara oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com, pemerintah daerah Osaka telah menyatakan bahwa seorang wanita pemandu tur asal Prefektur Osaka positif terjangkit virus corona untuk kedua kalinya.

Berdasarkan pernyataan pemerintah daerah Osaka, wanita pemandu tur yang berusia sekitar 40 tahun itu teruji positif virus corona setelah sebelumnya mengalami gejala sakit tenggorokan dan nyeri dada.

Pertama kali dirinya dinyatakan terjangkit virus corona yakni pada akhir Januari, kemudian dipulangkan dari rumah sakit setelah dinyatakan pulih pada 1 Februari 2020 lalu.

Baca Juga: Mengenal Fungsi Alat P3K yang Wajib Dibawa saat Hiking 

Wanita tersebut menjadi pasien pertama dengan kasus infeksi berulang di Jepang di tengah kenaikan jumlah kasus terkonfirmasi corona, yang hingga Kamis mencapai 186 kasus.

Angka tersebut, sebagaimana dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan Jepang, terpisah dari 704 kasus yang terjadi di kapal pesiar Diamond Princess, yang sebelumnya dikarantina di Pelabuhan Yokohama.

Meskipun laporan itu merupakan pertama kali yang terjadi di Jepang, seorang pasien yang sudah dinyatakan sembuh dari virus corona lalu terjangkit lagi, namun kasus tersebut merupakan yang kedua di dunia setelah sebelumnya terjadi di Tiongkok, negara yang merupakan tempat wabah itu bermula.

Baca Juga: Meski Tampil Dominan Juventus di Paksa Menyerah di Markas Lyon 

Sejauh ini, wabah tersebut telah menyebar luas dan cepat, dengan total 80.000 orang terinfeksi secara global dan 2.800 di antaranya menjadi korban jiwa. Sebagian besar kasus infeksi dan kematian terjadi di dalam negeri China.

"Sekali menginfeksi, virus bisa menetap dan berada dalam keadaan dorman sehingga menunjukkan gejala minimal. Setelahnya, manusia yang terinfeksi akan mengalami gejala yang memburuk jika virus itu menemukan jalan menuju paru-paru," ujar Profesor Mikrobiologi dan Patologi Sekolah Kedokteran Universitas New York, Philip Tierno Jr.

Menurut Tierno, masih banyak hal yang belum diketahui tentang virus corona. "Saya tidak yakin bahwa corona bukan jenis bi-phasic, seperti antraks," kata dia. Dengan demikian, menurutnya, penyakit akibat infeksi corona tampaknya hilang dulu sebelum muncul kembali.

Wabah virus corona muncul di Jepang seiring dengan persiapan Olimpiade Tokyo 2020, yang akan digelar akhir Juli mendatang dan pawai obor yang akan dimulai pada akhir Maret.

Baca Juga: Kematian Pertama WN Prancis dan 2 Lainnya Positif Virus Corona setelah Kunjungi Italia 

Pemerintah Jepang mendesak agar penyelenggaraan acara-acara besar dan kejuaraan olahraga dibatasi untuk dua pekan saja demi menahan penyebaran virus corona. Pada saat yang sama, Jepang juga menjanjikan bahwa ajang Olimpiade masih akan dilangsungkan di Tokyo.

Ketika menjawab pertanyaan soal apakah Olimpiade masih tetap perlu diselenggarakan di Tokyo pada musim panas ini, Tierno mengatakan, "Olimpiade harus ditunda. Karena jika diteruskan, ada banyak orang yang tidak paham bagaimana mudahnya virus ini menular dari satu orang ke orang lain," pungkasnya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler