PR BEKASI – Kelompok garis keras India di negara bagian Uttarakhand telah mendapatkan peringatan Mahkamah Agung India.
Pasalnya, mereka diduga telah menyerukan untuk membunuh pemeluk agama minoritas di India pada bulan lalu dalam sebuah video.
Berdasarkan laporan polisi, kelompok garis keras yang berafiliasi dengan Partai Bharatiya Janata (BJP), pimpinan Perdana Menteri, Narendra Modi tersebut, meminta para anggotanya mempersiapkan senjata, untuk membunuh kelompok pemeluk agama minoritas.
Baca Juga: Kenapa Bupati Penajam Paser Utara Kena OTT KPK? Ternyata Diduga Terlibat Kasus Ini
Meskipun pemimpin kelompok tersebut telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus ujaran kebencian, namun polisi tidak melakukan penahanan terhadapnya.
Video yang viral di media sosial tersebut telah memicu kemarahan masyarakat India, dan mendorong otoritas India untuk bertindak tegas.
Pada video tersebut, seorang wanita pemimpin kelompok garis keras itu meminta anggotanya, untuk tidak khawatir masuk penjara, hanya karena membunuh penganut agama minoritas yang merujuk pada umat Muslim dan Kristen.
Baca Juga: Viral Warga Sukabumi Asyik Berenang di Kolam Ikan Masjid yang Baru Diresmikan, Wali Kota Kecewa
"Bahkan jika hanya seratus dari kita menjadi tentara dan membunuh dua juta dari mereka, kita akan menang,” katanya.
Pensiunan hakim India, Anjana Prakash mengatakan, bahwa pernyataan tersebut dapat menimbulkan ancaman perpecahan besar masyarakat India.
“Tak hanya menimbulkan ancaman besar tidak hanya bagi persatuan dan keutuhan negara kita tetapi juga membahayakan kehidupan jutaan warga Muslim,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera, Kamis, 13 Januari 2022.
Penganut Muslim dan Kristen yang merupakan kelompok minoritas di India telah lama menjadi sasaran diskriminasi dan penganiayaan agama di bawah pemerintahan BJP.
Hal tersebut dilakukan oleh BJP untuk membuat kembali India yang sekuler dan demokratis menjadi negara Hindu.
Presiden Jamiat Ulama India, organisasi sosial-keagamaan Muslim terbesar di India, menuduh pemerintah India menutup mata terhadap ujaran kebencian terhadap mereka.
Bulan lalu, polisi India menangkap seorang pemimpin agama Hindu, Kalicharan Maharaj, karena diduga membuat pidato yang menghina pemimpin kemerdekaan India, Mahatma Gandhi dan memuji pembunuhnya.
Baca Juga: Persib vs Bali United Malam Ini, Robert Alberts Bertekad Pertahankan Puncak Klasemen
Mahatma Gandhi ditembak mati oleh seorang ekstremis Hindu selama pertemuan doa di ibu kota India pada tahun 1948, karena ia menyerukan persatuan Hindu-Muslim selama pembagian anak benua India menjadi India dan Pakistan.
BJP dan kelompok garis keras mereka, bahkan telah meminta para anggotanya, untuk mencegah penganut Muslim dan Kristen di India berkembang lebih pesat.
Mereka menyebut fenomena itu sebagai etidakseimbangan demografis dan sedang menyiapkan tindakan.
Sebuah penelitian yang diterbitkan September lalu mengungkapkan semua kelompok agama di India telah menunjukkan penurunan tingkat kesuburan, dan komposisi agama di negara itu hampir tidak berubah sejak 1951.***