Pesan Pasien Pandemi Corona untuk Milenial: Jangan Berpikir Virus Itu Tidak Berbahaya

23 Maret 2020, 09:07 WIB
Potret Tarek Soliman, pemuda Amerika Serikat yang tengah diisolasi /Instagram

PIKIRAN RAKYAT - Tarek Soliman merupakan seorang lelaki muda yang tinggal di New York.

Dia telah menyiapkan kostum dari jauh-jauh hari untuk Drag Race Ru Paul.

Namun, sayangnya pemuda itu menderita batuk berdarah dan mengalami sesak nafas akhir-akhir ini.

Baca Juga: Cek Perubahan Jadwal Terbaru KRL Commuter Line per Senin 23 Maret 2020

Tak lama dia dinyatakan positif terinfeksi virus corona atau COVID-19 .

Sebelumnya, pandemi corona cukup dikenal sebagai virus yang mudah menjangkit mereka yang telah berusia lanjut.

Beberapa korban meninggal pun didominasi oleh mereka yang berusia lanjut dan memiliki penyakit lain selain virus corona.

Baca Juga: Cegah Penyebaran Virus Corona, Trans Patriot Resmi Tidak Beroperasi Sementara Mulai Hari Ini

Oleh sebab itu, banyak anak muda yang merasa dirinya aman lantaran virus tersebut lebih mudah menyerang orang berusia lanjut.

Bagaimanapun juga, anggapan demikian adalah salah, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO belum lama ini mengimbau anak muda untuk berhenti bersikap santai sebab virus corona mampu menginfeksi siapapun, bahkan anak kecil.

Dikutip oleh Pikiranrakyat-bekasi.com dari Mirror, Tarek Soliman adalah satu dari sekian banyak anak muda yang menganggap bahwa virus corona bukanlah sesuatu yang musti dikhawatirkan, tapi tidak sekarang.

Baca Juga: Update Virus Corona di Bekasi 22 Maret 2020: 21 Kasus Positif dan Ratusan ODP

Laki-laki itu membagikan pengalamannya saat pertama kali mendapati gejala virus corona.

Tarek Soliman mulai merasakan gejala demam pada 8 Maret 2020. Ia kerap kali menggigil, dan tubuhnya benar-benar berada dalam kondisi lemah.

Pada awalnya, Tarek mengira ia hanya menderita demam dan gejala flu biasa.

Baca Juga: Pemerintah Didesak agar Rapid Test Dilaksanakan Secara Jelas dan Masif

Namun, gejalanya menjadi lebih buruk setelah ia pergi naik bus dari Washington DC ke New York City.

Setelah kejadian itu, Tarek memutuskan untuk berdiam diri di dalam rumah selama 5 hari.

Ia juga mengukur suhu tubuhnya secara berkala hingga akhirnya Tarek memutuskan untuk pergi ke rumah sakit.

Baca Juga: Jadwal SIM Keliling Bekasi Hari Ini, Senin 23 Maret 2020

Dia pergi ke Sekolah Kedokteran Icahn di Gunung Sinai, New York, dan Tarek tanpa sadar pingsan ketika masih menjalani pemeriksaan.

Tarek mengaku diisolasi di sebuah kamar inap sendirian.

Dia menceritakan proses pemeriksaan yang dilakukan oleh para tenaga medis melalui akun instagramnya.

Baca Juga: BMKG: Status Waspada Kembali Diberikan untuk Wilayah Jabar Adanya Potensi Hujan Lebat Disertai Kilat/Petir pada Senin, 23 Maret 2020

"Para tenaga medis melakukan beberapa tes padaku setiap empat jam sekali. Mereka tidak memberitahukan informasi apapun padaku, atau memberitahuku tentang penyakit apa yang sedang aku idap atau memberitahu apa yang salah denganku. Aku gemetar dan merasa seperti sedang sekarat. Tanganku juga diinfus," kata Tarek sebagaimana ditulis dalam akun instagramnya.

Tarek kemudian mengatakan bahwa dokter mengambil sampel darah dan cairan hidungnya untuk di tes virus corona atau COVID-19.

Untuk mengetahui hasilnya, Tarek harus menunggu lagi bahkan hingga pukul 4 pagi.

Baca Juga: Jadwal Tes Massal Virus Corona Pekan ini di Jawa Barat

"Aku kemudian dipulangkan setelah diam di UGD selama 12 jam. Rumah sakit menyuruhku untuk menebus Tylenol," tutur dia.

Tarek mengakui bahwa rumah sakit di Amerika Serikat belum siap menghadapi pandemi ini.

"Setelah empat hari, aku mendapatkan hasil tes, mereka mengatakan bahwa aku positif (virus corona atau COVID-19). Aku masih memiliki gejala seperti dulu, tidak membaik, aku bahkan tidak bisa bernafas secara normal karena obat untuk radang paru-paru juga tidak ada," ujar Tarek.

Baca Juga: Donald Trump dan Kim Jong-un Beri Sinyal Mesra Tangani Pandemi Virus Corona

Gejala yang dialami Tarek bahkan diikuti oleh batuk berdarah. Dia juga menderita deman, dan tidak mampu bernafas dengan normal. Dia menyadari bahwa virus corona telah menjalar ke dalam paru-parunya.

Tarek memang belum diberikan pengobatan yang jelas, dia masih terbaring sakit, dan dia ingin orang-orang tetap aman dan sehat di tengah pandemi ini.

"Pandemi yang kita hadapi ini bukan sesuatu yang kecil. Bertanggungjawab lah dengan tinggal di dalam rumah. Aku tidak ingin lagi ada yang mengalami apa yang sedang aku alami sekarang. Tetaplah aman," terang dia.

Baca Juga: Tiga Stadion di Jawa Barat Jadi Lokasi Rapid Test Virus Corona Pekan Depan, Hasil Bisa Diketahui dalam 10 Menit

Hingga 22 Maret 2020, Amerika Serikat telah melakukan tes virus corona pada 32.356 orang. Lebih dari 400 orang dinyatakan telah meninggal dunia karena virus itu.

Sementara ada 178 orang yang telah dinyatakan pulih.

Kasus virus corona di Amerika Serikat menumpuk di New York, di sana ada 114 orang dinyatakan meninggal akibat virus itu.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Mirror

Tags

Terkini

Terpopuler