Peneliti Sebut Kematian Akibat Virus Corona Hingga 40 Juta Jiwa Jika Masyarakat Abai

29 Maret 2020, 10:53 WIB
ILUSTRASI piknik, tamasya, kerumunan.* /PIXABAY/

PIKIRAN RAKYAT - Kelompok peneliti dari Imperial College of London, Inggris mengatakan bahwa jumlah kasus virus corona atau Covid-19 di dunia bisa mencapai angka 7 miliar.

Selain itu, peneliti asal Inggris tersebut juga mengatakan jumlah angka kematian bisa mencapai 40 juta orang sepanjang tahun 2020.

Lonjakan kasus dengan skenario terburuk akan terjadi apabila masyarakat tidak melakukan tindakan preventif untuk menekan jumlah penyebaran virus corona.

"Dunia sedang mengahadapi darurat kesehatan masyarakat yang parah dan akut karena pandemi global Covid-19 yang sedang berlangsung.

Baca Juga: Gorila yang Terancam Punah Berisiko Terkena Virus Corona 

"Bagaimana setiap negara merespons hal ini dalam beberapa pekan ke depan sangat penting untuk mempengaruhi lintasan epidemi nasional," tutur para peneliti sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari PMJ News.

Charles Whittaker merupakan salah satu peneliti yang tergabung dalam kelompok penelitian Imperial College of London dalam studi tentang virus corona.

Dirinya menegaskan bahwa hasil studi mereka terhadap virus itu bertujuan untuk memproyeksikan dampak buruk dari Covid-19, bukan prediksi asal untuk menakut-nakuti publik.

"Hasil yang kami sajikan dalam makalah ini bukan prediksi tentang apa yang akan terjadi.

Baca Juga: MUI Serukan Umat Islam Baca Doa Qunut Naziat 5 Kali Sehari untuk Menangkal Malapetaka Virus Corona 

"Sebaliknya, apa yang kami coba lakukan adalah menggambarkan besarnya masalah dan manfaat dari tindakan cepat serta strategis," ujar Charles Whittaker sebagaimana dilaporkan oleh BBC News Hour.

Charles dan rekan-rekannya membuat sebuah model berupa berapa banyak infeksi, kematian, kasus kritis, dan kekurangan fasilitas penanganan pasien di rumah sakit atas dasar empat skenario berbeda.

Mereka membuat empat model berbeda dengan skenario pertama tidak ada intervensi pemerintah, kedua jarak sosial.

Dua skenario lainnya yaitu adanya peningkatan physical distancing yang bertujuan untuk melindungi orang tua dan terakhir physical distancing intensif skala luas.

Baca Juga: India Rilis Gambar Mikroskop Elektron Pertama yang Diduga Virus Corona 

Model yang dibuat oleh kelompok peneliti Imperial College of London memprediksi bahwa jika pihak berwenang mengambil langkah untuk melindungi orang tua dan memperlambat penularan virus, maka 20 juta jiwa di seluruh dunia bisa diselamatkan.

"Tetapi kami memperkirakan bahwa bahkan dalam skenario ini, sistem kesehatan di semua negara akan kewalahan," tutur peneliti.

Minimnya sistem kesehatan akan menjadi skenario terburuk, terlebih di negara-negara berpenghasilan rendah.

Jika tidak ada kesadaran untuk mempraktekkan physical distancing, maka negara tersebut akan menghadapi lonjakan kasus yang besar dari epidemi virus corona.

Baca Juga: Ilmuwan Berhasil Temukan Planet yang Dianggap Terdapat Hujan Besi 

Kelompok peneliti menyerukan semua negara untuk menerapkan pengujian massal, isolasi semua kasus yang diketahui, dan kampanyekan physical distancing ke seluruh penjuru wilayah serta dibutuhkan kerja sama masyarakat luas untuk menghadapi virus ini.

Bila tiga hal tersebut dilakukan segera dan dipraktekkan dalam jangka waktu yang cukup lama, para ilmuwan memperkirakan akan ada 38,7 juta jiwa yang dapat diselamatkan di seluruh dunia.

"Dengan hasil ini, satu-satunya pendekatan yang dapat mencegah kegagalan sistem kesehatan dalam beberapa bulan mendatang adalah langkah pembatasan jarak sosial yang intensif.

"Ini pendekatan yang cenderung memiliki dampak terbesar ketika diimplementasikan lebih awal," ujar mereka.

Baca Juga: Insiden Para Pahlawan Penanganan Virus Corona yang Diserang di India 

Worlometer telah mencatat lebih dari 590.000 kasus positif terinfeksi virus corona di seluruh dunia, dengan jumlah kematian sebanyak 27.370 kasus, dan jumlah pasien sembuh sebanyak 133.373 kasus.

Di Indonesia, Pemerintah telah melakukan upaya pengujian virus corona secara masif atau diprioritaskan bagi orang-orang tertentu, sebab alat uji tes yang ada memang kurang memadai kuantitasnya.

Oleh karena itu, masyarakat bisa bekerja sama melengkapi upaya pemerintah dengan melakukan physical distancing atau menjaga jarak satu sama lain minimal 1,5 meter ketika berada di tengah kerumunan.

Walaupun physical distancing tidak dapat menghentikan penyebaran virus 100 persen, akan tetapi cara tersebut terbukti efektif untuk menghambat laju penyebaran virus.

Baca Juga: Ridwan Kamil Percaya Diri Penuhi Bantuan Tunai pada Warga dengan Anggaran Rp 3 Triliun 

Faktanya, orang yang terpapar virus corona atau Covid-19 bisa saja tidak merasakan gejala apapun.

Orang itu lah yang berpotensi utuk menyebarkan virus kepada orang yang lebih rentan terkena penyakit seperti orang tua dan bayi.

Tidak ada yang tahu siapa orang tidak bergejala yang memiliki virus corona di tubuhnya sehingga menjaga jarak menjadi salah satu tameng utuk menjaga diri dari virus tersebut.

Lantaran jarak 1,5 meter cukup jauh bagi air ludah untuk mengenai tubuh orang lain.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: PMJ News

Tags

Terkini

Terpopuler