Sempat Larang Orang Kulit Hitam Masuk ke Restorannya, McDonald's di Tiongkok Minta Maaf

16 April 2020, 12:13 WIB
KURIR McDonald's membawa kartu identitas suhu tubuh yang menunjukkan bahwa mereka untuk membuktikan bahwa mereka tidak dalam keadaan demam, bebas virus corona.* /AFP

PIKIRAN RAKYAT - McDonald pusat di Tiongkok telah meminta maaf setelah salah satu cabangnya di industri Guangzhou melarang orang kulit hitam untuk masuk.

Hal itu terjadi setelah sebelumnya beredar sebuah video di media sosial yang menampilkan pemberitahuan yang berbunyi, "Kami telah diberitahu bahwa mulai sekarang orang kulit hitam tidak diizinkan masuk ke restoran."

Dikutip oleh pikiranrakyat-bekasi.com dari BBC McDonald mengatakan bahwa ketika mengetahui tentang pemberitahuan itu, maka untuk sementara menutup restoran.

Baca Juga: Fakultas Psikologi Unpad Buka Layanan Konsultasi Online untuk Umum

Ketegangan terus meningkat tinggi di antara orang Afrika dan orang-orang lokal di kota tersebut.

Pekan lalu, raturan orang Afrika di Guangzhou, Tiongkok diusir dari hotel dan apartemen setelah rumor online bahwa virus corona menyebar di antara orang-orang Afrika.

Sempat beredar sebuah video juga yang menampilkan orang-orang Afrika yang tidur di jalanan, di lobi hotel, di bawah jembatan dan di luar kantor polisi.

Baca Juga: Sekolah Masih Diliburkan, Siswa Kelas 12 SMA Khawatirkan Seleksi Masuk Perguruan Tinggi

Guangzhou merupakan salah satu komunitas Afrika terbesar di Tiongkok, karena di sana adalah pusat bagi para pedagang Afrika yang membeli dan menjual barang.

Sementara itu, Pemerintah Provinsi Guangdong telah menanggapi keprihatikan terkait diskriminasi dengan menyebut Tiongkok dan Afrika adalah teman baik, mitra, dan saudara.

McDonald juga memberikan tanggapan dengan mengatakan bahwa larangan nyata restoran terhadap orang kulit hitam adalah tidak mewakili dari nilai-nilai inklusif perusahaan.

Baca Juga: Jelang Liburan Musim Panas, Perusahaan Italia Luncurkan Beach Cubicles

"Segera setelah mengetahui komunikasi yang tidak sah dengan para tamu di sebuah restoran di Guangzhou, kami segera menghapus komunikasi itu dan untuk sementara menutup restoran itu," ujarnya.

Kemudian restoran itu menambahkan bahwa mereka telah mengadakan pelatih "keragaman dan inklusi" di cabang.

Sementara setelah insiden tersebut, komunitas Afrika di Guangzhou telah berkurang dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Juga: Harga Emas PT Antam Turun, Tinggalkan Level Rp 950.000 per gram

Dahulu diperkiraka ratusan ribu orang melakukan bisnis di kota, tetapi hari ini jumlah telah turun menjadi hanya ribuan.

Banyak yang merasa bahwa komunitas mereka telah menjadi sasaran tindakan diskriminatif.

Pembatasan visa membuat banyak orang yang merasa kurang diterima, beberapa merasa bahwa Virus Corona sedang digunakan sebagai alasan untuk menargetkan pengusaha yang memperpanjang visa mereka. ***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: BBC

Tags

Terkini

Terpopuler