Jika Kim Jong Un Diganti Pejabat Senior, Nasib Hubungan Negara Lain Bisa Memburuk

26 April 2020, 14:05 WIB
PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump (kanan) berjabatan tangan dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un saat bertemu di zona demiliterisasi yang memisahkan Korea Utara dan Korea Selatan 30 Maret 2019.* /KCNA VIA REUTERS/

PIKIRAN RAKYAT - Seumpama Korea Utara dipimpin kalangan senior jika Kim Jon Un  meninggal dunia, hubungan Korea Utara dengan Korea Selatan maupun Amerika Serikat dapat berpengaruh ke arah negatif.

Hal tersebut disampaikan pengamat internasional dan guru besar hukum internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana kepada Antara, Minggu 26 April 2020.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un beberapa waktu lalu dikabarkan kritis setelah menjalani operasi jantung. Namun, Media Korea Utara tutup mulut terkait kabar Kim Jong Un.

Baca Juga: Terlibat Kasus Prostitusi, Aktor The World of The Married Lee Kyung Young Diboikot

"Saat ini, banyak spekulasi yang beredar siapa yang menjadi pengganti Kim Jong Un. Kalau penggantinya lebih senior dari Kim Jong Un, garis kebijakannya tentu berbeda dengan Kim Jong Un dan mempengaruhi hubungan Korea Utara dengan Korea Selatan ke arah negatif," ujar Hikmahanto Juwana.

Dia mencontohkan, calon yang pantas menggantikan posisi Kim Jong Un dari kalangan senior yaitu bibi Kim Jong Un, Kim Kyong Hui.

Kim Kyong Hui pernah menjadi figur yang kuat pada masa kepemimpinan Kim Jong Il.

Baca Juga: 255 ABK Magnifica Tiba di Denpasar Usai Jalani Isolasi Mandiri 40 Hari

"Bibinya itu mengalami masa-masa ayahnya Kim Jong Un yaitu Kim Jong Il berkuasa. Apabila Kim Kyong Hui menggantikan Kim Jong Un sebagai pemimpin Korea Utara, garis kebijakan pemerintahannya yang seperti pada masa Kim Jong Il akan diterapkan kembali," kata Hikmahanto.

Apabila pengganti Kim Jong Un berasal dari kalangan yang lebih muda, garis kebijakannya lebih progresif.

"Artinya dia akan meneruskan apa yang dilakukan Kim Jong Un," kata dia.

Selain itu, Korea Selatan dan Amerika Serikat harus waspada menjalin hubungan dengan Korea Utara.

Hal itu harus dilakukan kedua negara apabila pengganti Kim Jong Un berasal dari kalangan senior.

"Kalau pengganti Kim Jong Un berasal dari kalangan muda, Korea Selatan atau Amerika Serikat dapat menjalin hubungan sepenuhnya dengan Korea Utara," ujar Hikmahanto.

Dia mengatakan, semua garis kebijakan pemerintah Korea Utara bergantung pucuk pimpinan negara itu.

"Tidak ada demokrasi, jadi bergantung penggantinya seperti apa," ujar Hikmahanto.***

Editor: Yusuf Wijanarko

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler