Perempuan Transgender Membakar Diri, Protes Nasib PSK Saat Lockdown Terkait Pandemi Corona

2 Mei 2020, 12:35 WIB
POTONGAN video yang memperlihatkan api berkobar di tubuh perempuan transgender di Georgia.* /DAILY STAR/

PIKIRAN RAKYAT - Seorang perempuan transgender membakar diri sebagai bentuk protes kepada pemerintah atas nasib para pekerja seks komersial (PSK).

Protes dilakukan karena dia tak memiliki sumber penghasilan lain selama masa lockdown karena pandemi virus corona.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Daily Star, Sabtu 2 Mei 2020, insiden itu terjadi ketika beberapa perempuan transgender melakukan demonstrasi kecil di ibukota Georgia, Tbilis, Kamis 30 Maret 2020 malam waktu setempat.

Baca Juga: Gempa Bumi Kudus Hari Ini Buktikan Sesar Muria Masih Aktif dan Bisa Picu Goncangan Lagi

Rekaman video dari stasiun televisi lokal menunjukkan salah satu perempuan peserta demonstrasi berlari di jalanan dengan tubuh dibalut kobaran api sebelum akhirnya diamankan polisi.

"Saya seorang perempuan transgender dan saya membakar diri saya karena Georgia tidak peduli kepada saya," ujarnya sambil berteriak dan menangis.

Usai insiden itu, dia dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka bakar serius, meski tidak sampai kritis.

"Polisi menanggapi kasus itu dengan cepat dan memastikan bahwa dia selamat," kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Georgia.

Baca Juga: Banjir Rendam 21.000 Rumah di Kabupaten Bandung Hingga Sabtu 2 Mei 2020

Di Georgia, kaum transgender mayoritas hanya mengandalkan upah untuk hidup dari pekerjaannya sebagai PSK, meski negara itu terbilang sangat konservatif.

Menurut kelompok LGBT Georgia, diskriminasi dan sedikitnya kepedulian tak jarang membuat mereka kesulitan mendapat pekerjaan tetap.

Ditambah, aturan lockdown ketat serta pembatasan jam malam membuat mereka semakin kesulitan.

Menurut kelompok HAM Georgia, Tbilis Pride, banyak dari mereka yang tidak mampu membayar sewa rumah dan menjadi tunawisma karena diasingkan keluargannya.

Baca Juga: King Jong Un Kembali Menyapa, 'Tipu' Dunia dengan Rumor Meninggal

"Sebagian besar dari mereka tidak dapat kembali ke rumah dan hal itu menciptakan masalah. Sebab, ke mana Anda akan pergi jika Anda tidak memiliki uang dan pemiliki rumah sewa mengusir Anda?" kata Direktur kelompok LGBT itu, Giorgi Tabagari.

Pada Maret 2020, beberapa organisasi LGBT Georgia menyelenggarakan kampanye pencarian dana dan berhasil mengumpulkan sekira Rp 52 juta.

Dana itu kemudian disalurkan untuk membantu membayar sewa rumah dan pasokan makanan untuk 40 orang.

Akan tetapi, hal itu belum cukup untuk menutupi semua biaya, kata Mikheil Meparishvili, perwakilan Gerakan Kesetaraan kelompok LGBT Georgia. Dia meminta pemerintah menyubsidi sewa dan memberikan bantuan tambahan kepada mereka yang membutuhkan.

"Negara perlu memenuhi kebutuhan orang-orang transgender yang sekarang dibiarkan tanpa rumah, pendapatan, makanan, dan kebutuhan dasar lainnya," kata Meparishvili.

Pemerintah Georgia mengatakan menyalurkan paket bantuan jaminan sosial pada April 2020 kepada pekerja harian lepas.

Tidak disebutkan apakah PSK dari golongan transgender masuk dalam kriteria penerima.

"Setiap individu yang diklasifikasikan dalam kelompok yang memenuhi syarat yang berikan bantuan." kata juru bicara pemerintah Georgia.***

Editor: Yusuf Wijanarko

Sumber: Daily Star

Tags

Terkini

Terpopuler