PR BEKASI – Presiden Rusia, Vladimir Putin menyatakan bahwa sanksi yang diberikan negara Barat terhadap Rusia sama seperti perang.
Diketahui, sanksi tersebut diterima oleh Rusia pada Sabtu, 5 Maret 2022 kemarin menyusul belum dihentikannya perang yang dilancarkan oleh Rusia terhadap Ukraina sejak pekan lalu.
"Sanksi yang dijatuhkan ini mirip dengan deklarasi perang tetapi syukurlah belum sampai ke sana," katanya.
IMF telah memperingatkan bahwa perang antara Rusia dan Ukraina dapat menimbulkan dampak para terhadap ekonomi global.
Vladimir Putin beralasan bahwa dirinya melancarkan perang ke Ukraina karena ingin membebaskan negara tersebut dari pengaruh negara Barat sehingga tidak perlu mendapatkan sanksi.
“Kami ingin mengembalikan Ukraina untuk kembali netral dari demiliterisasi negara Barat,” katanya.
Baca Juga: Daftar Drama Korea yang Wajiib Ditonton Bulan Maret 2022 Lengkap dengan Link Streaming
Namun, alasan Vladimir Putin tersebut telah mendapatkan penolakkan oleh Ukraina dan negara Barat.
Mereka menilai bahwa alasan yang dibuat Vladimir Putin tersebut sebagai dalih tak berdasar untuk menyerang Ukraina.
Hal tersebut telah, membuat mereka berusaha untuk menekan Rusia secara keras dengan sanksi ekonomi cepat dan berat pada bank, oligarki, dan lain-lain agar dapat segera mengakhiri perang.
Akibatnya, ekonomi Rusia mengalami penurunan drastis dengan nilai mata uang rubel mengalami penurunan sampai 30 persen selama sepuluh hari terakhir.
Tak hanya itu, warga Rusia juga dibatasi untuk mengirimkan uang baik dari maupun menuju luar negeri.
Bahkan, perusahaan Barat yang membuka cabang di Rusia seperti IKEA dan Microsoft telah menutup jaringannya di negara tersebut.
Baca Juga: One Piece 1043 Beri Kejutan, Ternyata Shanks yang Laporkan Luffy ke Gorosei
Hal tersebut menyebabkan warga Rusia khawatir akan dilanda ketidakstabilan ekonomi serta terancam kelaparan.
Salah satunya seperti yang dikatakan oleh seorang wanita asal Rostov, Rusia, Viktoriya Voloshina.
"Hati saya hancur. Hari ini saya dan keluarga saya meninggalkan Rusia," katanya, dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Reuters, Minggu, 6 Maret 2022.
Baca Juga: 6 Makanan Bisa Mmbuat Awet Muda dan Cegah Penuaan Dini, Mudah Ditemukan di Warung
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov mengatakan bahwa sanksi yang dijatuhkan oleh negara Barat yang telah menjadi batu sandungan untuk mencapai kesepakatan nuklir dengan Iran.
Rusia juga memperingatkan Uni Eropa dan NATO lagi untuk menghentikan memberikan bantuan senjata canggih ke Ukraina.
“Penggunaan senjata canggih beresiko berbahaya terhadap komunikasi penerbangan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova.
Baca Juga: Jumlah Pemukim Israel di Tepi Barat dan Lembah Yordan Meningkat, Keberadaan Warga Palestina Terancam
Vladimir Putin, dalam salah satu dari beberapa dekrit yang ditandatangani kemarin memberikan pemerintah dalam waktu dua hari untuk menyusun daftar negara yang terlibat dalam memberikan sanksi yang tidak bersahabat" terhadap Rusia.***