Jerman Siap Suplai Kebutuhan Militer, Jadi Pengirim Senjata Paling Canggih ke Ukraina

5 Juli 2022, 14:12 WIB
Ilustrasi alutsista. /Pixabay/cianna woods/

PR BEKASI - Menurut Kanselir Olaf Scholz, Jerman adalah salah satu negara yang paling banyak memberikan bantuan militer ke Ukraina.

Padahal, sebelumnya Jerman masih ragu atau bahkan tidak mau mengirim senjata ke Ukraina.

Hal tersebut karena Jerman khawatir akan hubungannya dengan Moskow menjadi bermasalah saat membantu Ukraina.

Tetapi Kanselir berfikir bahwa penundaan waktu bagi Jerman untuk membantu Ukraina adalah tidak masuk akal.

Baca Juga: Bacaan Doa Setelah Sholat Witir, Lengkap dalam Latin dan Terjemahan

Hal ini sempat terjadi karena Senjata AS tertentu dikirim kurang dari 48 jam setelah Presiden Joe Biden menandatangani transfer.

“Penundaan senjata Jerman, dibandingkan dengan pengiriman cepat senjata Amerika, adalah karena kebutuhan untuk melatih tentara Ukraina di Jerman," kata Kanselir Olaf Scholz.

Bahkan, dia menekankan bentuk bantuan yang diberikan kepada Ukraina adalah yang terbaik, dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Novinite, pada Selasa, 5 Juli 2022.

"Jelas, Jerman adalah salah satu negara yang paling banyak melakukan, karena yang kami kirim sekarang adalah teknologi tercanggih yang bisa digunakan," tegasnya.

Baca Juga: Suzy Kembali ke Layar Kaca, Siap Sapa Penggemar Melalui Drama Korea Anna

Meski dia mengakui bantuan AS memiliki nilai yang sangat besar, dia menjelaskan persediaan militer miliknya lebih banyak.

"Anda harus memahami bahwa ada perbedaan antara negara seperti Amerika Serikat yang menghabiskan begitu banyak untuk pertahanan, yang merupakan investasi yang sangat besar, dan memiliki banyak senjata dan persediaan," jelasnya.

Dia menerangkan bahwa peluncur roket yang dikirim oleh negara lain sudah tersedia, tetapi belum tentu yang paling canggih.

Sementara Scholz mengirim howitzer yang pasti paling canggih yang tersedia di pasar dunia.

Baca Juga: Lirik dan Terjemahan Lagu Glimpse of Us – Joji, Bikin Galau Satu Dunia

Dia juga menyatakan keprihatinannya kepada tindakan Presiden Rusia Vladimir Putin memiliki yang masih berencana untuk melanjutkan serangannya di Ukraina.

"Dia benar-benar berjuang dalam perang brutal ini dan dia siap untuk itu," ujarnya.

Dia juga yakin Putin telah merencanakan serangan satu tahun atau lebih sebelum tahun ini.

Bahkan, dia memprediksi serangan Rusia di Ukraina akan berlanjut dalam jangka panjang.

"Jadi dia akan bisa melanjutkan perang untuk waktu yang sangat lama," ungkapnya.***

Editor: Nicolaus Ade Prasetyo

Sumber: Novinite

Tags

Terkini

Terpopuler