Salju Merah Muda Muncul secara Misterius di Italia, Berikut Penjelasan Ilmuwan

6 Juli 2020, 13:44 WIB
Sebuah foto udara yang diambil di atas gletser Presena dekat Pellizzano, menunjukkan salju berwarna merah muda /The Guardian

PR BEKASI - Para ilmuwan di Italia tengah menyelidiki munculnya lapisan besar salju (es) atau gletser berwarna merah muda di pegunungan Alpen secara misterius.

Banyak yang berpendapat bahwa fenomena salju merah muda itu disebabkan oleh alga yang mempercepat dampak perubahan iklim.

Salah satunya adalah perdebatan mengenai dari mana alga itu berasal.

Baca Juga: Penyakit Tidak Menular Hantui Generasi Muda, Berpotensi Ganggu Stabilitas Bonus Demografi 2030

Namun Biagio Di Mauro, seorang peneliti dari Departemen Riset Nasional Italia mengatakan, salju merah muda yang diamati pada bagian gletser Presena, kemungkinan disebabkan oleh tanaman yang sama yang ditemukan di Greenland.

"Alga tidak berbahaya, itu adalah fenomena alam yang terjadi selama periode musim semi dan panas di lintang tengah, namun hal yang sama juga terjadi di Polandia," kata Di Mauro seperti dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari The Guardian Senin, 6 Juli 2020.

Untuk diketahui, sebelumnya Biagio Di Mauro pernah meneliti munculnya alga di gletser Morteratsch di Swiss.

Baca Juga: Ledakan Mobil di Menteng Bikin Geger Warga, BIN: Ada Kemungkinan Soal Politik

Tumbuhan itu dikenal sebagai Ancylonema nordenskioeldii, muncul di Black Zone yang disebut Greenland, tempat es itu juga mencair.

Biasanya gletser akan memantulkan lebih dari 80 persen radiasi matahari kembali ke atmosfer.

Tetapi, ketika alga muncul, mereka akan menggelapkan salju sehingga lebih gampang menyerap panas dan meleleh lebih cepat.

Baca Juga: 99 Daerah di Indonesia Kini Berstatus di Zona Hijau COVID-19

Lebih banyak alga akan muncul ketika es mencair lebih cepat, memberi mereka air dan udara utama yang menimbulkan efek merah pada es yang berwarna putih seperti yang terjadi di pegunungan Alpen (8.590 kaki), Passo Gavia, Italia.

"Segala sesuatu yang menghitamkan gletser akan menyebabkannya lebih cepat mencair karena adanya penyerapan radiasi (matahari)," ujar Di Mauro.

"Kami sedang mencoba untuk mengukur efek dari fenomena lain selain yang pemanasan global," Tutur Di Mauro.

Baca Juga: Bahaya, Segera Hapus 21 Aplikasi Berikut karena Data Anda Berpotensi untuk Dicuri

Menurut Di Mauro, kehadiran wisatawan dan ski lift (kereta gantung di pegunungan) juga dapat berdampak pada munculnya alga tersebut.

Seorang wisatawan yang mengunjungi daerah itu, Marta Durante mengatakan bahwa terjadinya perubahan iklim itu sangat disesalkan.

"Meningkatnya panas bumi adalah masalah, hal terakhir yang kami butuhkan adalah alga," lanjutnya.

Baca Juga: Jadwal Pemadaman Listrik di Bekasi Hari Ini, Senin 6 Juli 2020

"Sayangnya, kita melakukan kerusakan yang tidak dapat diubah. Kita sudah pada titik tidak bisa kembali, saya pikir," sambung Durante.

Sedangkan pengunjung lain, Elsa Pongini dari Florence mengatakan dia merasa bahwa Bumi 'mengembalikan apa yang sudah kita lakukan terhadapnya'.

"2020 adalah tahun yang 'istimewa', hal buruk banyak terjadi. Menurut saya, fenomena atmosfer semakin memburuk. Perubahan iklim semakin jelas," ungkapnya.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler