Otoritas Prancis Selidiki Kasus Mayat yang Disumbangkan untuk Penelitian hingga Dibiarkan Membusuk

10 Juli 2020, 15:44 WIB
Mayat yang disumbangkan diduga ditemukan dalam kondisi membusuk dan digerogoti tikus di Pusat Donasi Tubuh Universitas Paris-Descartes /The Guardian

PR BEKASI - Otoritas Prancis tengah menyelidiki klaim bahwa mayat yang disumbangkan untuk penelitian (sains) ke Centre for Body Donations at Paris-Descartes University dibiarkan membusuk dan dimakan oleh tikus.

Dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari The Guardian Jumat, 10 Juli 2020 surat kabar Prancis, L'Express pertama kali melaporkan tentang kondisi tersebut pada November 2019 mengatakan bahwa selama lebih dari satu dekade, ribuan mayat 'dibiarkan membusuk dalam kondisi yang tidak sehat'.

L'Express menemukan bahwa puluhan mayat disimpan 'telanjang, membusuk, menumpuk di brankar, dengan mata terbuka lebar'.

Baca Juga: Mayat Penumpang Minibus yang Terjun di Kalimalang Bekasi Berhasil Ditemukan

Penemuan mayat-mayat itu digambarkan oleh L'Express sebagai 'kuburan massal'.

Beberapa mayat ditumpuk di atas satu sama lain dan beberapa yang lainnya tengah digerogoti tikus.

Beberapa mayat juga dijual ke perusahaan swasta, termasuk untuk digunakan sebagai tes tabrakan mobil, menurut laporan itu.

Baca Juga: Ridwan Kamil Minta Maaf Soal Ratusan Siswa Secapa AD yang Positif Virus Corona

Selain itu, sejumlah mayat sangat busuk sehingga harus dibakar tanpa dibedah.

Jaksa menyerahkan investigasi kepada hakim yang memiliki kekuasaan lebih luas untuk menyelidiki kasus tersebut.

"Ini adalah berita yang sangat bagus," kata Frederic Douchez, seorang pengacara untuk keluarga yang mengajukan dakwaan, mengatakan tentang penyelidikan kasus ini.

Baca Juga: Sehari Setelah Lamaran, Warganet Dibuat Heran dengan Pernikahan Dinda Hauw dan Reynaldi Mbayang

Sekitar 80 keluhan tentang kasus ini telah dibuat.

Kilas balik ke Bulan November, Universitas Paris-Descrates mengakui bahwa pusat penerima sumbangan mayat itu tidak memenuhi harapan masyarakat terkait pemulasaraan mayat.

"Universitas Paris-Descartes ingin meminta maaf kepada keluarga tentang situasi ini," ujar sebuah pernyataan di situs web universitas yang ditulis dalam bahasa Prancis.

Baca Juga: Wali Kota Seoul Park Won-soon Ditemukan Tewas Usai Dituduh Melecehkan Sekretarisnya

"Universitas ingin mengklarifikasi dan menegaskan kembali komitmen penuhnya untuk martabat donor dan keluarga mereka," sambungnya dalam pernyataan yang dibuat pada November 2019 itu, menurut The Guardian.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler