Bombardir Acara Romantis Korea Selatan Berbanding Terbalik dengan Persepsi Warga soal Pernikahan

11 Maret 2023, 11:39 WIB
Ilustrasi, pernikahan dan memiliki anak dipandang tak lagi penting bagi warga Korea Selatan. /Freepik/senivpetro

PATRIOT BEKASI - Para pencinta drama Korea atau drakor tentunya tak asing dengan tampilan kencan atau genre romantis yang ditunjukkan, sampai-sampai sukses membuat penonton terbucin-bucin melihatnya, tapi realitanya minat romansa di Korea Selatan tak pernah sedahsyat itu.

Reuters pun melakukan perhitungan, dan ada setidaknya 20 acara semacam kencan di setiap jaringan TV kabel serta platform streaming video di Korea Selatan, meningkat tiga kali lipat dari 2021.

Selain itu, banyak sekali acara yang mengusung tema perjodohan, tapi makin banyak pula yang menyoroti bagaimana anak muda di sana tak lagi sama memandang pernikahan atau membangun sebuah keluarga.

"Living Together without Marriage", misalnya, di mana difokuskan pada pasangan yang hidup bersama tanpa adanya ikatan pernikahan.

Baca Juga: In the Name of God A Holy Betrayal Buat Penonton Tak Nyaman, Ternyata Itu hanya Secuil Aksi Jeong Myeong Seok

Atau juga His Man, yang menampilkan para LGBT, sementara acara lainnya ada juga yang menyoroti bagaimana seseorang yang bercerai kembali berpetualang mencari cinta.

Di Korea Selatan, pernikahan serta keinginan menjadi orang tua telah menurun drastis, yang menjadi kambing hitam adalah ketidaksetaraan gender serta biaya membesarkan anak yang tinggi.

Kim Jin, kepala produser "Living Together without Marriage", menyampaikan bahwa acaranya tidak bermaksud memberi anjuran bagi pasangan agar hidup bersama tanpa menikah atau mencegah pernikahan, dan ini memicu pro kontra.

"Dengan menampilkan gaya hidup pasangan ini dan alasan di balik keputusan mereka, kami ingin mengangkat topik ini ke masyarakat," ujarnya.

Baca Juga: 15 Ucapan Selamat Puasa Ramadhan 2023 1444 H Bahasa Sunda, 'Wilujeng Ngalaksanakeun Ibadah di Sasih Ramadhan'

Meskipun belum ada statistik resmi berapa banyak pasangan yang hidup bersama tanpa menikah, tapi keberadaan gaya hidup sepertit itu tak lagi menimbulkan keheranan.

Dikatakan bahwa mempunyai anak di luar nikah merupakan langkah yang dipikirkan oleh sedikit masyarakat muda di sana.

Memutuskan menikah atau tidak menjadi isu yang membuat tegang bagi Lee Sang Mi dan Cho Sung Ho, mereka adalah pasangan yang sudah lebih dari 10 tahun, dan tampil dalam acara tersebut.

Bagi Lee Sang Mi, di usianya yang ke 32 tahun, memutuskan hidup bersama tanpa pernikahan ialah putusan yang disengaja agar tak terikat tradisi.

Dia mengaku tak mau mempunyai anak, dan menyebutnya kenyataan yang mustahil untuk dia menjadi seorang ibu dan tetap setia pada diri sendiri.

Baca Juga: Setelah Tiga Tahun Covid 19, Kapal Pesiar Diamond Princess Kembali Berlabuh di Jepang

"Aku nyaman dengan keadaan saat ini, dan tak mengerti mengapa juga aku harus menikah dan mempunyai banyak kewajiban seperti mengunjungi orang tua di musim liburan," tuturnya.

Sedangkan Cho Sung Ho yang juga berusia 32 tahun, masih mengharapkan pasangannya mau menikah dan memiliki anak, walaupun dia memahami keengganan Lee Sang Mi mengingat pihak wanita lah yang menanggung beban besar dalam mengasuh anak.

Rasa tak puas warga Korea Selatan terkait pernikahan dan mempunyai anak digarisbawahi oleh hasil statistik yang suram. Dalam lima tahun terakhir terjadi penurunan jumlah pasangan yang menikah hingga 23 persen.

Meskipun reality show percintaan makin populer, tapi banyak yang terlihat siap untuk tidak menjalin hubungan.

Hasil survei tahun lalu pada sekitar 1,000 orang, dua pertiga dari warga berusia 19 sampai 34 tahun yang masih lajang mengaku tidak menjalin hubungan.

Tercatat 61 persen wanita dan 48 persen pria menyampaikan tak terbesit dalam pikiran untuk mencari kekasih di masa depan.

Lim Myung-ho, seorang profesor psikologi di Dankook University, mengatakan perlu peran lebih dari pemerintah dan masyarakat agar pernikahan dipandang hal positif.

“Pemerintah dan masyarakat sangat perlu melakukan upaya untuk menumbuhkan sikap yang lebih positif terhadap pacaran dan pernikahan dan reality show ini dapat membantu untuk itu,” katanya.***

Editor: M Hafni Ali

Sumber: Japan Today

Tags

Terkini

Terpopuler