Korea Utara Buat Kebijakan Nyeleneh Larang Penggunaan Bahasa Gaul Korea Selatan, Hukumannya Gak Main-Main

1 Juli 2023, 11:14 WIB
Rezim Kim Jong Un telah membuat kebijakan nyeleneh melarang penggunaan bahasa gaul dan kosakata Korea Selatan dengan hukuman yang sangat berat. /Reuters/Denis Balibouse/

PATRIOT BEKASI – Pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un kembali membuat kebijakan nyeleneh lagi bagi rakyatnya.

Diketahui, kebijakan nyeleneh terbaru dari Kim Jong Un tersebut adalah melarang rakyat Korea Utara menggunakan bahasa gaul dan kosakata dari Korea Selatan.

Bahkan, Kim Jong Un sendiri sudah menyiapkan hukuman berat bagi siapa saja warga Korea Utara yang kedapatan menggunakan bahasa gaul dan kosakata Korea Selatan.

Baca Juga: Kapan Manga One Shot Minato Rilis? Ini Jadwal Tayang Naruto Gaiden: Uzu no Naka no Tsumujikaze

“Korea Utara akan menindak keras siapa saja yang kedapatan menggunakan ‘bahasa boneka’ saat berbicara,” kata sebuah sumber dari negara tersebut, dikutip PatriotBekasi-pikiranrakyat.com dari Hindustan Times pada Sabtu, 1 Juli 2023.

Bahasa boneka sendiri merupakan sebutan yang dibuat oleh rezim Kim Jong Un terhadap bahasa gaul dan kosakata Korea Selatan.

Sumber tersebut menambahkan, hukuman yang akan didapatkan oleh pengguna bahasa gaul Korea Selatan adalah dijebloskan ke kamp penjara kerja paksa.

Bahkan, rezim Kim Jong Un juga dapat memberikan hukuman mati terhadap mereka pengguna bahasa gaul Korea Selatan.

Baca Juga: Dampak Kerusakan Gempa Bumi DI Yogyakarta 30 Juni 2023

“Kebijakan hukuman ini sebagaimana tertulis dalam Undang-Undang Perlindungan Bahasa Kebudayaan Pyongyang,” tambah sumber tersebut.

Kebijakan nyeleneh rezim Kim Jong Un tersebut telah membuat mayoritas masyarakat Korea Utara resah.

Pasalnya, pada saat ini sudah banyak penduduk Korea Utara yang telah terbiasa menggunakan bahasa gaul dan kosakata Korea Utara dalam berkomunikasi sehari-hari.

Salah seperti yang terjadi di Provinsi Pyongan Utara yang terletak di wilayah barat laut Korea Utara.

Baca Juga: Gegara Alami Demam, Kakek 80 Tahun Mengaku Belum Tidur Selama 60 Tahun

“Penduduk di sini sudah terbiasa berbicara menggunakan dialek dan aksen Korea Selatan, saat ini kami merasa sulit untuk menggunakan dialek Pyongyang,” kata salah seorang warga daerah tersebut yang dirahasiakan identitasnya.

“Kami khawatir kelepasan berbicara menggunakan dialek Korea Selatan dan mendapatkan hukuman berat,” tambahnya.

Diketahui, salah satu contoh kosakata Korea Selatan yang sering digunakan warga Korea Utara salah satunya jagiya atau oppa yang merupakan panggilan wanita terhadap suami atau pacar.

“Wanita Korea Utara tidak bisa memanggil suami atau pacar mereka jagiya atau oppa. Sebaliknya, mereka harus memanggilnya menggunakan dongji (kawan), klaim laporan itu.

Tak hanya itu, kebijakan tersebut juga memaksa warga Korea Utara untuk tidak menggunakan kata serapan Korea Selatan dari bahasa Inggris.

Baca Juga: Pemilik Warung Sate di Bekasi Dibunuh, Terduga Pelaku Pecatan TNI

Beberapa contoh kata serapan Korea Selatan dari bahasa Inggris yang sering digunakan di Korea Utara diantaranya paesyeon (fashion), heeoseutail (gaya rambut) dan waipeu (istri).

Bahkan, jika seseorang mengatakan saranghaeyo (aku mencintaimu) akan langsung dianggap oleh aparat berwenang Korea Utara sebagai penonton drama Korea Selatan (drakor).

“Kata tersebut tidak lazim digunakan di sini, sangat mudah bagi aparat untuk mencari tahu orang yang suka menonton drakor dari Korea Selatan,” jelas sumber itu.

Diketahui, kebijakan ini dibuat oleh rezim Kim Jong Un untuk mencegah para penduduk Korea Utara menggunakan bahasa gaul dan kosakata Korea Selatan.

Bahkan, oleh Kim Jong Un bahasa gaul Korea Selatan tersebut mendapatkan sebutan “produk kapitalisme busuk”.

Sebelumnya, telah banyak warga Korea Utara yang mendapatkan hukuman berat karena berbicara seperti orang Korea Selatan.

Ada juga kasus mengejutkan di mana salah seorang warga Korea Utara mendapatkan hukuman mati karena mencoba menjual flashdisk berisikan drakor serta musik k-pop.

Tentunya, kebijakan nyeleneh ini akan membuat para remaja Korea Utara semakin waspada.***

Editor: M Hafni Ali

Sumber: Hindustan Times

Tags

Terkini

Terpopuler