Hasil Riset Sebut Risiko Penularan Covid-19 terhadap Anak dan Remaja Sangat Kecil

30 Agustus 2020, 15:42 WIB
Ilustrasi anak yang memakai masker. /

 

PR BEKASI – Sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan di Inggris menemukan fakta bahwa anak-anak dan remaja terkena kasus COVID-19 parah kemungkinannya jauh lebih kecil dibandingkan dengan orang dewasa.

“Kami yakin bahwa COVID-19 sendiri tidak menyebabkan bahaya pada anak-anak dalam skala yang signifikan,” kata Profesor pengobatan wabah dan kesehatan anak di Universitas Liverpool Inggris, Malcolm Semple seperti dilansir Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters, Minggu, 30 Agustus 2020.

Menurut penelitian tersebut, kematian pada anak-anak akibat COVID-19 juga sangat jarang terjadi.

Baca Juga: Sempat Ditutup, Kini Pemprov DKI Jakarta Kembali Buka 10 KKP untuk Sarana Olahraga di Akhir Pekan

Penelitian tersebut dilakukan terhadap para pengidap COVID-19 yang dirawat di 138 rumah sakit di Inggris menunjukan bahwa kurang dari satu persen tersebut, enam di antaranya meninggal dunia.

Karena diketahui sebelumnya menderita penyakit serius atau memiliki gangguan kesehatan.

“Pesan paling kuat adalah COVID-19 parah pada anak jarang terjadi, dan orang tua bisa nyaman bahwa anak-anak mereka tidak menghadapi bahaya secara langsung dengan kembali ke sekolah,” tuturnya.

Baca Juga: 'Alice' Raih Rating Tinggi, Proyek Comeback Joo Won setelah Jalani Wajib Militer

Diketahui, data global mengenai penyebaran pandemi virus corona menunjukkan bahwa anak-anak dan remaja hanya merupakan bagian satu hingga dua persen dari total kasus COVID-19 yang ada di seluruh dunia.

Selain itu, sebagaian besar penularan pada anak-anak bersifat ringan atau tanpa gejala dan hanya sedikit anak yang dilaporkan meninggal dunia.

Untuk riset tersebut yang diterbitkan dalam jurnal medis BMJ, tim Semple meneliti data dari 651 bayi.

Baca Juga: Cek Fakta: Kartun The Simpsons Disebut Ramalkan Kematian Donald Trump pada Pertengahan Agustus 2020

Selain itu juga anak-anak di bawah usia 19 tahun, yang dirawat di rumah sakit karena terpapar COVID-19 antara 17 Januari dan 3 Juli.

Mereka mengatakan bahwa jumlah tersebut adalah tingkat kematian yang sangat rendah jika dibandingkan dengan 27 persen pada kelompok usia 0 hingga 106 tahun yang dirawat di rumah sakit pada periode yang sama.

Para peneliti memaparkan bahwa sementara kemungkinan anak-anak untuk mengalami COVID yang parah adalah kecil.

Baca Juga: Luhut Binsar Pandjaitan Minta UMKM Naik Kelas dan Bertransformasi ke Digital

Sementara anak-anak dari etnis kulit hitam dan dalam keadaan obesitas mengalami dampak secara tidak proporsional.

Tak hanya itu, peneliti tersebut menunjukkan bhwa anak-anak dapat memiliki sekelompok gejala, termasuk sakit tenggorokan, mual, muntah, sakit perut, diare, dan ruam bersamaan dengan gejala-gejala COVID-19 seperti demam, sesak nafas, dan batuk.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler