'Kebakaran Zombie' Terparah Sepanjang Sejarah di Kutub Utara, Ilmuwan: Api Membara di Bawah Tanah

8 September 2020, 13:11 WIB
Kebakaran zombie yang bergejolak di Siberia pada musim panas ini. /Science Alert, Annamaria Luongo /

 

PR BEKASI - Data pemantauan terbaru mengungkapkan, kebakaran hutan "zombie" di Artik tiba-tiba bergejolak pada musim panas ini ketika salju dan es di atasnya mencair.

Disebutkan bahwa kebakaran zombi tersebut karena apinya membara sepanjang musim dingin di gambut di bawah permukaan tanah yang membeku.

Kebakaran di bawah tanah ini kemudian menyala kembali ke permukaan pada musim semi.

Baca Juga: Ilmuwan Ungkap Ukuran Asli Hiu Raksasa Purba Megalodon: Fosil Gigi Sebesar Tangan Manusia

Tahun ini adalah yang terburuk untuk kasus kebakaran hutan Artik sepanjang sejarah. Kebakaran Artik musim panas ini pada bulan Juli saja melepaskan karbon setara dengan negara karbon yang dilepaskan negara Tunisia dalam setahun.

Menurut Layanan Pemantauan Atmosfer Copernicus, organisasi pemantau Bumi Uni Eropa mengungkapkan, lebih dari 100 titik kebakaran telah terjadi di seluruh Kutub Utara sejak awal Juni.

"Jelas ini mengkhawatirkan," kata ilmuwan senior Copernicus, Mark Parrington seperti dilansir Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Science Alert, Selasa, 8 September 2020.

Baca Juga: Dinilai Sudah Punya Modal Dasar, Kominfo Beri Pelatihan Digital untuk Eks Pekerja Migran Indonesia

"Kami benar-benar tidak menyangka akan melihat kebakaran hutan seperti ini," katanya menambahkan.

Kebakaran zombie yang dilacak oleh Copernicus kemungkinan besar membara di bawah es dan salju di gambut yang kaya akan karbon pada tundra Artik.

Dirinya menjelaskan, saat es dan salju mencair, titik panas ini dapat memicu kebakaran hutan baru pada vegetasi di atasnya.

Baca Juga: Segera Cek Pengumuman Prakerja Gelombang 7 di Prakerja.go.id, Begini Caranya!

Kebakaran tersebut kemudian melepaskan karbon dan metana yang berasal dari gambut, keduanya merupakan gas rumah kaca yang berkontribusi besar pada pemanasan global planet ini.

Kebakaran zombie bukan satu-satunya penyebab kebakaran hebat di musim ini, sambaran petir dan perilaku manusia juga dapat menyebabkan kebakaran itu.

Parrington dan rekan-rekannya sebelumnya telah melacak musim-musim kebakaran hutan yang ganas pada tahun 2019, mereka terkejut dengan bagaimana kebakaran tahun ini meningkat drastis selama bulan Juli.

Baca Juga: Dirjen Perikanan Budidaya Targetkan Muara Gembong Bekasi Jadi Sentra Budidaya Udang Vannamei

Siberia bukan satu-satunya titik api di Kutub Utara pada musim panas ini. Alberta Utara dan Kanada juga terkena dampaknya. Kebakaran Chuckegg Creek di Alberta Utara misalnya, membakar lebih dari 350,134 hektar dan membutuhkan waktu tiga bulan untuk mengatasinya.

Musim kebakaran di Kutub Utara berlangsung dari Mei hingga Oktober, dengan kebakaran terparah biasanya terjadi antara Juli dan Agustus. Copernicus melaporkan bahwa pada bulan Juni saja, kebakaran tersebut telah melepaskan 50 megaton karbon dioksida.

Baca Juga: Sempat Jeda Lama Akibat Covid-19, Tom Cruise Kembali Syuting Mission Impossible 7

Copernicus memperkirakan bahwa antara Januari dan Agustus, kebakaran telah melepaskan 244 megaton karbon dioksida. Kebakaran juga melepaskan zat lain yang memperburuk kualitas udara di Eropa, Rusia dan Kanada.

"Pemantauan dari pihak kami sangatlah penting untuk meningkatkan kesadaran tentang dampak skala besar dari kebakaran hutan dan emisi asap yang dapat membantu organisasi, bisnis dan individu membuat rencana ke depan untuk melawan efek dari polusi udara," Ucap Parrington.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Science Alert

Tags

Terkini

Terpopuler