Tangis Jurnalis Palestina Dipaksa Mengungsi ke Rafah oleh Israel: Jangan Salahkan Nenek Moyang Kita!

8 Desember 2023, 18:55 WIB
Warga Gaza dipaksa Israel ke Rafah meninggalkan Khan Younis, jurnalis Palestina menangis. /Reuters/Ahmed Zakot

PATRIOT BEKASI - Sebuah video dari seorang jurnalis perempuan di Palestina disebarkan oleh para aktivis. Dalam klip tersebut, jurnalis wanita bernama Somaya Abueita itu menangis karena terpaksa mengungsi dari Khan Younis ke Rafah.

Perjalanan sang jurnalis ke Rafah tersebut untuk menghindari penggerebekan dari zionis Israel, yang memaksa mereka mengungsi.

Sebagaimana diberitakan, Israel memaksa warga Gaza utara mengungsi ke selatan tetapi mereka malah membombardir wilayah selatan.

Kemudian kini mereka memaksa warga untuk mengungsi ke Rafah, dan beberapa waktu lalu zionis pun mengebom wilayah sekitar Rafah.

Baca Juga: Temuan Jenazah Wanita Tanpa Identitas di Stasiun Cikarang, Tidak Ada Tanda Kekerasan

Lebih lanjut, Somaya dalam videonya itu mengatakan untuk tidak menyalahkan warga yang akhirnya mengungsi karena bombardir zionis.

“Jangan salahkan mereka yang mengungsi," katanya, dikutip Patriot Bekasi dari Arab 21.

"Jangan salahkan semua orang yang mundur satu atau dua langkah. Jangan salahkan nenek moyang kita di tahun 1940an!" sambungnya.

Somaya Abueita dalam videonya.

Dia menambahkan bahwa saat ini akhirnya memahami apa arti bagi seseorang untuk meninggalkan negaranya yang berada di bawah tekanan dan tertindas. 

"Pada tahun 1948-an tidak ada sabuk api," katanya merujuk pada serangan Israel yang disebut sabuk api karena membentuk seperti tali dan mengepung.

"Salahkan dunia bajingan ini yang menyebabkan kita mati selama 60 hari. Salahkan organisasi-organisasi PBB," tambah dia.

Somaya pun menyatakan untuk menyalahkan UNRWA yang meninggalkan pengungsi di Gaza dan akhirnya meninggalkan warga juga di Khan Yunis.

Pendudukan melanjutkan agresinya hingga hari ke-62, di tengah pemboman yang terus menerus terhadap rumah-rumah penduduknya, dan perang genosida yang mempengaruhi kebutuhan hidup, terutama di wilayah utara Jalur Gaza.

Kementerian Kesehatan di Gaza mengumumkan kematian lebih dari 17.000 warganya. Mayoritas dari mereka adalah anak-anak dan perempuan, sementara hampir 42.000 warga terluka dalam berbagai tingkat, selain ribuan orang hilang.***

Editor: M Hafni Ali

Sumber: Arab21

Tags

Terkini

Terpopuler