ISIS Lakukan Serangan Brutal, 22 Siswa di Universitas Kabul Afghanistan Tewas Bersimbah Darah

3 November 2020, 12:53 WIB
Sejumlah mahasiswa mencoba melarikan diri dengan memanjat keluar dari dinding Universitas Kabul, Afghanistan dalam serangan kelompok bersenjata yang terjadi pada Senin, 2 November 2020. /Twitter/@AhMukhtar/

PR BEKASI – Sedikitnya 22 orang tewas dan 22 lainnya terluka ketika kelompok bersenjata menyerbu Universitas Kabul, Afghanistan dalam serangan brutal selama berjam-jam yang membuat siswa tertinggal dalam genangan darah di ruang kelas mereka.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera, serangan di ibu kota Afghanistan pada hari Senin, 2 Oktober 2020 yang diklaim oleh kelompok ISIS tersebut terjadi ketika kekerasan meningkat di seluruh negeri.

Serangan ini menjadi yang kedua kalinya dalam waktu kurang dari dua minggu setelah sebelumnya sebuah lembaga pendidikan di Kabul menjadi sasaran aksi penyerangan kelompok bersenjata ISIS.

Baca Juga: Aksi Penembakan Terjadi di Ibu Kota Austria, Dua Orang Tewas 

Para saksi mata menggambarkan pemandangan mengerikan setelah insiden yang terjadi sekitar pukul 11.00 waktu setempat ketika seorang pembom bunuh diri meledakkan dirinya di dalam kampus.

Dua pria bersenjata kemudian mulai menembak, kata para pejabat, menyebabkan ratusan siswa melarikan diri dan bergegas melewati tembok pembatas.

Fraidoon Ahmadi, seorang siswa berusia 23 tahun, mengatakan bahwa dia berada di kelas saat baku tembak terjadi.

“Kami sangat ketakutan dan kami pikir ini bisa menjadi hari terakhir dalam hidup kam. Anak laki-laki dan perempuan berteriak, berdoa dan menangis minta tolong,” kata Fraidoon Ahmadi.

Baca Juga: Kecewa Atas Keputusan dari Perusahaan Tempatnya Bekerja, Pria Ini Ngadu ke Disnaker 

Dirinya menambahkan bahwa dia dan siswa lainnya dikepung selama lebih dari dua jam sebelum diselamatkan.

Hamid Obaidi, juru bicara Kementerian Pendidikan Tinggi, mengatakan serangan itu dimulai ketika para pejabat pemerintah tiba untuk pembukaan pameran buku Iran yang diselenggarakan di kampus tersebut.

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menyebut serangan itu sebagai tindakan teror yang terkutuk dan mengumumkan hari berkabung nasional untuk menghormati para korban.

Saksi mata mengatakan ratusan orang mencoba melarikan diri dan berebut di dinding kampus ketika serangan itu terjadi.

"Sayangnya 19 orang tewas dan 22 lainnya luka-luka. Tiga penyerang terlibat. Salah satunya meledakkan bahan peledaknya di awal, dua dijatuhkan oleh aparat keamanan,” kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Tariq Arian

Baca Juga: Pelayanan SIM Keliling Kota Bekasi pada November, Simak Jadwal, Lokasi, Persyaratan dan Harganya 

Juru bicara kepolisian Kabul Ferdaws Faramarz mengatakan bahwa sebagian besar dari mereka yang tewas adalah pelajar.

Media Afghanistan melaporkan bahwa pameran buku tersebut direncanakan dihadiri oleh beberapa pejabat pada saat penembakan tersebut.

Kantor berita Iran melaporkan pada Minggu, 1 November 2020 bahwa Duta Besar Iran Bahador Aminian dan atase budaya Mojtaba Noroozi dijadwalkan untuk meresmikan pameran buku tersebut yang akan menampung sekitar 40 penerbit Iran.

Beberapa pusat pendidikan telah diserang selama bertahun-tahun oleh kelompok bersenjata, termasuk ISIS.

Baca Juga: Rawan Kerusuhan dan Penularan Covid-19, KJRI Minta WNI Tetap di Rumah Saat Pilpres AS 

Tahun lalu, sebuah bom meledak di luar gerbang kampus Universitas Kabul menewaskan delapan orang.

Pada 2016 lalu, sebanyak 13 orang tewas ketika kelompok bersenjata menyerang Universitas Amerika di Kabul.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler