"Demo ini adalah serangan terencana untuk membuat keputusan kongres menjadi tidak sah karena terlewatnya tanggal 6 Januari," ucapnya.
"Demo ini adalah serangan terencana untuk membuat keputusan kongres menjadi tidak sah karena terlewatnya tanggal 6 Januari," ucapnya.
Baca Juga: Akademisi Sebut Sikap Jokowi Jadi Motivasi Masyarakat Agar Tidak Takut Divaksinasi Covid-19
Tak hanya itu Mardigu juga yakin bahwa demo tersebut adalah serangan terencana dari para pendukung Trump agar bisa masuk ke ruang parlemen tempat anggota kongres bersidang dan mengambil semua laptop mereka yang telah ditinggalkan.
"Semua laptop sudah di Pentagon saat ini, dan hari ini Trump rapat di Pentagon. Apa kira-kira isi rapat di pentagon tersebut?," tanya Mardigu.
Pertama-tama, Mardigu menjelaskan bahwa sebenarnya Trump secara pribadi sudah membuktikan bahwa selama jabatannya menjadi orang nomor satu di AS, dirinya berbeda dengan Joe Biden yang saat menjadi Wapres Barack Obama dipenuhi dengan kasus terorisme dan sejenisnya.
"Sementara Trump secara pribadi, dirinya sudah membuktikan no war dan terorism action tidak dipakai oleh Trump di seluruh dunia selama empat tahun dia menjabat," ucapnya.
Baca Juga: Cek Fakta: China dan Luhut Binsar Pandjaitan Dikabarkan Rencanakan Pembunuhan Massal kepada Pribumi
Namun kali ini dalam detik-detik terakhir jabatan Trump, Mardigu yakin demi memenangkan jabatan presiden lagi, kegilaan Trump akan dipakai.
"Sehingga menggunakan aksi demo, chaos, terorisme dan militer digunakan sebagai senjata terakhirnya," tuturnya.
Menurutnya, Trump yang belakangan kerap membuka aib Partai Demokrat dan Joe Biden bertujuan agar seluruh dunia tahu betapa buruknya pemerintahan AS di tangan Partai Demokrat.
Editor: Puji Fauziah