Kisah Siham Hamud, Siswa Muslim yang Pilih Berhenti Sekolah Usai Dipaksa Pakai Rok Pendek

- 15 Januari 2021, 21:36 WIB
Ilustrasi siswa muslim perempuan memilih berhenti sekolah usai disuruh mengenakan rok pendek oleh gurunya.
Ilustrasi siswa muslim perempuan memilih berhenti sekolah usai disuruh mengenakan rok pendek oleh gurunya. /PIXABAY/

PR BEKASI - Siswi Muslim di London Absen tidak bersekolah setelah disuruh memakai seragam sekolah yang sesuai aturan.

Yakni rok hitam pendek atau celana panjang hitam, keduanya tidak sesuai dengan aturan yang dianut Siham Hamud.

Atas pilihannya tidak bersekolah dan absen sekian lama, orang tua Siham terancam terkena denda.

Baca Juga: Mayoritas Klub Minta Liga 1 dan 2 Dihentikan, PT LIB: Tapi Ini Bukan Keputusan Akhir Soal Kompetisi

Siham telah mengenakan rok sepanjang pergelangan kaki ke sekolah selama bertahun-tahun.

Namun beberapa bulan lalu, Siham terkejut, ketika para guru diduga mengatakan bahwa pakaian yang selama ia kenakan adalah seragam sekolah yang salah.

Sehingga Siham merasa 'diintimidasi' oleh sekolah karena keyakinan agamanya.

Baca Juga: Mbak You Ramalkan Jokowi Lengser 2021, Ferdinand Hutahaean: Ini Sebuah Provokasi Kebohongan

Ayahnya, Idris Hamud (55), mengatakan Siham dikirim pulang dari sekolah untuk berganti pakaian dengan seragam yang ‘benar’ setiap hari selama di bulan Desember.

Sekolah Uxbridge, tempat Siham belajar, mengatakan anak perempuan harus mengenakan celana panjang hitam atau rok pendek hitam berlogo resmi sekolah.

Tapi ayah delapan anak ini, mengeklaim bahwa pilihan seragam itu bertentangan dengan keyakinan agama keluarga yang ketat.

Baca Juga: Jokowi Sampaikan Duka untuk Sumedang dan Sulawesi Barat, Perintahkan BNPB dan Mensos Gerak Cepat

Keluarga Idris mengikuti mazhab yang percaya bahwa wanita hanya boleh mengenakan rok panjang.

Sekolah di Hillingdon, Middlesex, kini mengancam akan mengambil langkah untuk membawa Idris dan istrinya Salma Yusuf, (44), ke pengadilan atas dugaan ketidakhadiran tidak sah Siham.

Siham yang saat ini belajar dari rumah karena karantina Covid-19 merasa hal yang menimpanya merupakan penindasan.

Baca Juga: Sebut Kasus Habib Rizieq Karena Ia Oposisi, Rocky Gerung: Ini Cara Berpikir yang Mestinya Dikuliti

"Rasanya seperti penindasan karena apa yang saya yakini," ucapnya, seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari The Daily Mail, Jumat, 15 Januari 2021.

"Saya pikir mereka seharusnya membiarkan saya mengenakan seragam ini ke sekolah," sambungnya.

Keluarga tersebut mengatakan mereka baru mengetahui aturan telah berubah, yang menyatakan bahwa rok berlogo sekolah yang lebih pendek harus dipakai.

Baca Juga: Sebut Indonesia Pernah Masuk ‘Periode Teror’, Andi Arief: Harus Ada yang Berani Bangunkan Presiden

Selama dua tahun terakhir sejak aturan tersebut diperkenalkan Siham terus mengenakan rok panjang, tidak menyadari bahwa dia melanggar aturan.

Orang tua Siham menuturkan pihak sekolah mengirim surat kepada mereka yang mengancam akan mengambil tindakan hukum terhadap mereka.

Atas sangkaan anak perempuan mereka dituduh absen tidak sah pada 9 Desember setelah dia berulang kali dipulangkan karena mengenakan seragam yang salah.

Baca Juga: Beredar Video Hoaks Polisi Tendang Habib Rizieq, Refly Harun: Aduh Ini Luar Biasa Sekali

Namun, tindakan pihak sekolah terasa janggal karena kakak perempuannya Sumayyah (19), dan Ilham (17), sama-sama mengenakan rok panjang ke sekolah tapi tidak dipermasalahkan.

"Ketidakhadiran Siham dicatat sebagai tidak sah. Absenya yang tidak sah dapat mengakibatkan denda, atau tindakan hukum diambil terhadap orang dewasa yang memiliki tanggung jawab sebagai orang tua atau pengasuhan anak Anda sehari-hari." demikian bunyi surat tersebut.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x