Hari Pelantikan Joe Biden, Washington DC Disebut Bagaikan Kota Mati dan Kamp Militer AS

- 20 Januari 2021, 08:34 WIB
Ilustrasi kondisi US Capitol tengah dijaga ketat oleh pihak keamanan AS sejak beberapa hari lalu jelang pelantikan Joe Biden.
Ilustrasi kondisi US Capitol tengah dijaga ketat oleh pihak keamanan AS sejak beberapa hari lalu jelang pelantikan Joe Biden. /The New York Times

PR BEKASI - Joe Biden akan segera resmi menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) setelah pelantikan pada Rabu, 20 Januari 2021 hari ini digelar.

Diketahui bahwa Washington merupakan kota yang sangat riuh setiap kali ada pelantikan Presiden AS lantaran warga AS akan turut serta menjadi saksi sejarah perpolitikan AS pada saat pelantikan tersebut.

Namun, pandemi Covid-19 dan kerusuhan US Capitol beberapa waktu lalu membuat suasana Washington menjelang pelantikan Biden tidak seriuh biasanya.

Baca Juga: Disiplinkan Prokes Covid-19, Polisi Sosialisasikan 'Kota Bekasi Bermasker'

Tidak ada perayaan-perayaan di pinggir jalan, tidak ada hiasan, tidak ada pelancong dari luar Washington untuk melihat presiden baru, Biden, memulai masa pemerintahannya. Steril.

Sementara itu, pemandangan umum itu digantikan oleh kehadiran puluhan ribu personil Garda Nasional yang diseleksi langsung oleh FBI, mereka ditempatkan di berbagai sudut kota Washington dengan konsentrasi terbesar di US Capitol.

Gedung yang dua pekan lalu rusuh diserbu pendukung Inkumben Donald Trump tersebut akan menjadi lokasi pelantikan Biden sebagai Presiden AS ke-46.

Baca Juga: Masih dalam Puncak Musim Hujan, Masyarakat Diminta Waspadai Bencana Hidrometeorologi

Sehingga, AS tak ingin peristiwa kerusuhan US Capitol terulang kembali menjelang dan sepanjang prosesi pelantikan Presiden baru digelar.

"Washington seperti kota hantu, namun diisi oleh tentara. Membuat bergidik, terasa tidak natural," kata warga Washington, Dana O' Connor, sembari menyisiri pagar-pagar beton yang ditaruh untuk menjaga properti pemerintah seperti Gedung Putih, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Rabu, 20 Januari 2021.

Suasananya jelas kontras apabila dibandingkan dengan kondisi menjelang pelantikan mantan Presiden Barack Obama. Di masa pelantikan mantan kompatriot Biden itu, suasananya lebih meriah.

Baca Juga: Peneliti Ungkap Misteri Bagaimana Virus Bisa Menular, Berharap Dapat Kacaukan 'Virion'

Rekor pengunjung pelantikan terbanyak saja masih dipegang olehnya yakni, kurang lebih 1.8 juta orang. Hal itu belum menghitung kondisi di jalanan saat parade digelar.

Saat ini, untuk bisa mengikuti pelantikan Biden, harus diseleksi. Panitia penyelenggara tidak bisa mengizinkan siapapun masuk. Warga lebih disarankan untuk mengikuti pelantikan dari rumah masing-masing.

Panitia mengatakan bahwa tidak ada parade dan semua pesta digelar secara virtual. Tidak ada lagi acara nonton bareng di National Mall, yang sekarang ditutup, di mana semua pengunjung akan diberi sampanye gratis.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Jakarta, Jawa Barat, dan Banten Hari Ini

Selanjutnya, di ring satu lokasi pelantikan, jumlah tamu pun dipangkas banyak. Pada masa pelantikan Trump, 200 ribu tiket undangan dibagikan untuk mengikuti pengucapan sumpah dari ring satu.

Namun, untuk tahun ini dikabarkan hany 1000 yang disediakan. Alhasil, kebanyakan tiket lebih banyak diberikan kepada keluarga pejabat.

Kekurangannya yakni, jumlah warga yang bisa mengikuti pelantikan jelas berdampak kepada pendapatan kota Washington. Umumnya, dari satu pelantikan, Washington bisa mencatatkan pendapatan hingga 107 juta dolar AS atau setara Rp15 triliun.

Baca Juga: Mengharukan, Hanya Tersisa Orang Tua, Pria ini Ceritakan 2 Kakak dan 1 Adiknya yang Positif Covid-19

Secara penampilan, kompleks US Capitol juga jadi terlihat lebih sepi. Panitia penyelenggara sampai menghiasi kawasan National Mall dengan bendera-bendera AS kecil agar tetap terkesan festive.

Namun, tetap suasananya berbeda apabila dibandingkan dengan kehadiran warga langsung.

"Ini tidak adil. Berani-beraninya mereka (penyerbu US Capitol) merebut kebahagiaan kami. Meski kami pun tak setuju dengan hasil Pilpres Amerika sebelumnya, kami tidak sampai mengancam nyawa orang," kata Amy Littleton, konsultan politik yang tinggal tak jauh dari lokasi pelantikan namun tidak bisa menghadirinya karena protokol yang berlaku.

Baca Juga: Update Evakuasi Gempa Sulawesi Barat, Basarnas: Korban Meninggal Sebanyak 90 Orang

Walikota Washington, Muriel Bowser, memahami kekecewaan warga AS. Kemenangan Biden pada Pilpres AS November lalu dianggap banyak warga AS sebagai kemenangan besar, oleh karenanya patut dirayakan besar-besaran.

Namun, kata Bowser, situasinya tidak memungkinkan dan dia tak punya pilihan selain mengutamakan keamanan.

Jika ada yang perlu disalahkan, Bowser menunjuk para pelaku kerusuhan US Capitol. Mereka lah yang membuat pelantikan tahun ini akan terasa lebih kalem. Ia berkata, pemerintah AS khawatir para pelaku yang belum tertangkap, atau mereka yang terinspirasi, kembali melakukan aksi serupa.

Baca Juga: Soal Jokowi Sebut Banjir Kalsel Akibat Cuaca Ekstrem, Andi Arief Sampaikan Hal ini

"Kami tidak ingin melihat pagar-pagar pembatas dan jelas kami tidak ingin melihat tentara berkeliaran di jalanan. Namun, tahun ini, kita harus mengambil sikap berbeda," katanya.

Larry Sabato, Direktur Pusat Kajian Politik Universitas Virginia, menyamakan pelantikan Biden tahun ini sebagai "kamp militer" atau "zona hijau". Bagaimana tidak, di matanya lebih banyak tentara dibanding warga yang hadir untuk merayakan kemenangan Biden.

"Dunia akan melihat Joe Biden disumpah di tengah kamp militer yang nyaris tak berbeda dengan Zona Hijau (Green Zone)," kata Sabato yang telah mengunjungi semua pelantikan Presiden AS baru sejak periode Richard Nixon.

Baca Juga: Minta Jangan Ada Penyelewengan, Wali Kota Bekasi Bongkar Kunci Sukses Pembangunan

Diketahui bahwa istilah Green Zone memang dipakai oleh Secret Service dalam melabeli kompleks pelantikan Biden hari ini.

Hingga saat ini belum diketahui siapa saja tokoh penting yang akan menghadiri acara pelantikan Biden selain beberapa mantan Presiden AS.

Namun, Trump dikabarkan bahwa dirinya tidak akan menghadiri pelantikan Biden dan akan meninggalkan gedung putih pada pagi ini.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x