85 Persen Efektif, Hasil Riset di Rumah Sakit Israel Sebut Vaksin Covid-19 Pfizer Cukup 1 Kali Suntik

- 20 Februari 2021, 08:07 WIB
Australia menyetujui vaksin Pfizer, memperingatkan pasokan AstraZeneca global yang terbatas
Australia menyetujui vaksin Pfizer, memperingatkan pasokan AstraZeneca global yang terbatas /The Washington Post

PR BEKASI - Vaksin Covid-19 buatan Pfizer Inc punya efektivitas hingga 85 persen.

Hal tersebut berdasarkan hasil sebuah riset yang dilakukan pada tenaga medis.

Dikabarkan bahwa riset tersebut dilakukan di sebuah rumah sakit di Israel.

Namun, temuan ini berpotensi memancing perdebatan apakah masih perlu suntikan dosis kedua atau tidak.

Baca Juga: Kurangi Sampah Plastik, Frisian Flag Indonesia Hadirkan Sedotan Kertas di Produk Susu Rendah Lemak

Hasil riset itu juga menyusul langkah pemerintah yang mencoba menambah suplai vaksin Covid-19.

Dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Sabtu, 20 Februari 2021, Sheba Medical Center menemukan perbandingan efisiensi sekitar 95 persen secara keseluruhan.

Hasil itu didapat dalam dua dosis regimen dengan waktu jeda 21 hari untuk vaksin yang dikembangkan Pfizer dengan perusahaan farmasi asal Jerman, BioNTech.

Baca Juga: Gandeng Facebook dan Google, Joe Biden Cegah Adanya Misinformasi dari Komunitas Anti-Vaksin

Diketahui bahwa hasil riset yang dilakukan Sheba dan akan dipublikasi di jurnal medis The Lancet.

Berita itu muncul sehari setelah ilmuwan Kanadia menyarankan suntikan dosis kedua vaksin Covid-19 dari Pfizer ditunda dulu.

Karena, dikabarkan suntikan dosis pertama sudah memberikan perlindungan yang tinggi.

Baca Juga: Kepada Teten Masduki, Shopee Sampaikan Dominasi Pedagang Lokal dan UMKM di Platform adalah 97 Persen

Dengan begitu, jumlah orang yang akan divaksin Covid-19 bisa ditingkatkan.

Riset Sheba memperlihatkan ada 92.6 persen efisiensi dalam suntikan dosis pertama.

Berdasarkan sebuah analisis dokumen yang diserahkan oleh Pfizer kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) atas uji coba tahap akhir pada manusia Desember 2020.

Baca Juga: Batal Nikahi Kalina Oktarani, Vicky Prasetyo: Semoga Ada Hikmah di Balik Ini Semua

FDA juga mengatakan bahwa data-data hasil uji coba itu memperlihatkan bahwa vaksin mulai memberikan perlindungan pada orang yang disuntik sebelum mereka mendapatkan suntikan dosis kedua.

Hanya saja, lanjutnya, masih dibutuhkan lebih banyak data untuk mengevaluasi potensi suntikan satu dosis ini.

Sebelumnya, Pfzier mengatakan bahwa rejimen dosis alternatif vaksin belum dievaluasi.

Baca Juga: Kritik Tudingan PDIP Soal Museum SBY-Ani, Yan Harahap: Bicara Atas Nama Rakyat, Tapi Bansos ‘Dirampok’

Selanjutnya, juga terkait keputusan mengenai ini berada di tangan otoritas kesehatan masing-masing negara.

Riset Sheba memperlihatkan dari 7.214 tenaga kesehatan yang menjadi relawan dalam riset ini mendapat suntikan dosis pertama vaksin Covid-19 pada Januari 2021 lalu.

Dalam tempo 15 – 28 hari dikabarkan bahwa terjadi penurunan gejala Covid-19.

Baca Juga: Twitter Diblokir oleh Marzuki Alie Usai 'Buka Kartu' Dalang Kudeta Demokrat, Cipta Panca: Norak Dia, Baperan

Secara keseluruhan ada pengurangan infeksi, termasuk pada kasus-kasus Covid-19 yang tanpa gejala.

Kemudian disebutkan bahwa hanya terdeteksi oleh pengujian sebanyak 75 persen.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x