"Mereka mengorbankan hidup mereka dalam menjalankan tugas, belasungkawa kepada orang yang mereka cintai di saat-saat sulit ini RIP," tulisnya.
Sementara yang lain menyebutkan bahwa 838 meter merupakan kedalaman yang cukup ekstrem bagi kemungkinan para prajurit untuk dapat bertahan hidup.
Dia pun mengimbau untuk membiarkan para keluarga korban menemukan tempat di hati mereka, untuk dapat menerima kehilangan orang yang mereka cintai.
"Anda semua ada di hati kami, belasungkawa," ucap akun dengan nama Kilaka K David, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Al-Jazeera.
Netizen lain pun menyoroti penggunaan mesin yang sudah berusia cukup lama, dengan menyebut Indonesia harus menyingkirkan mesin usang.
Terutama yang digunakan untuk menyelam ke kedalaman laut atau yang digunakan untuk melayang di udara. Dikatakan penyelamatan dalam kedua situasi tersebut hampir tidak mungkin.
Netizen dengan nama Prathap Samuel itu menyarankan pemerintah Indonesia untuk menyelaraskan kembali prioritas mereka dan menyingkirkan mesin yang sudah usang.
Baca Juga: PP Muhammadiyah Usul Toa Masjid Hanya untuk Azan dan Ikamah, Jimly Asshiddiqie: Ikamah Juga Tak Usah
Salah satu netizen menegaskan pihak berwenang di Indonesia seharusnya tidak boleh menyimpulkan, jika belum melihat secara pasti lokasi dari KRI Nanggala-402.