Berita Hoaks Soal Vaksin Covid-19 Bertebaran, Joe Biden: Mereka Telah Membunuh Orang-orang

- 17 Juli 2021, 13:48 WIB
Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden mengatakan bahwa media sosial telah membunuh orang karena gagal mengawasi berita hoaks yang bertebaran di platform mereka tentang vaksin Covid-19.
Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden mengatakan bahwa media sosial telah membunuh orang karena gagal mengawasi berita hoaks yang bertebaran di platform mereka tentang vaksin Covid-19. /REUTERS

PR BEKASI – Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden mengatakan bahwa perusahaan media sosial telah membunuh banyak orang karean telah gagal mengawasi berita hoaks yang bertebaran di platform mereka tentang vaksin Covid-19.

Komentar Joe Biden muncul sehari setelah Ahli Bedah Umum AS, Vivek Murthy menyatakan berita hoaks tentang vaksin sebagai ancaman bagi kesehatan masyarakat.

Hal tersebut terjadi ketika pejabat AS menyarankan bahwa kematian dan penyakit serius akibat virus hampir seluruhnya dapat dicegah karena vaksin.

Baca Juga: Dugaan Vaksin Bodong dan Intimidasi, Bupati Karawang Akan Tempuh Proses Hukum Jika Vaksinator Tak Bersalah 

Joe Biden ditanya, apakah dia memiliki pesan untuk platform seperti Facebook ketika berita hoaks tentang vaksin Covid-19 telah menyebar.

Dirinya kemudian mengatakan kepada wartawan pada Jumat, 16 Juli 2021 bahwa mereka telah membunuh orang.

“Satu-satunya pandemi yang kita miliki adalah di antara yang tidak divaksinasi,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera.

Berbicara pada Kamis, 15 Juli 2021, Vivek Murthy menyatakan informasi yang salah tentang Covid-19, yang dianggap sebagai "infodemik" oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sangat mematikan.

Baca Juga: Mahfud MD Bahas Vaksin Berbayar, Yan Harahap: Episode Sinetronnya Sudah Selesai? 

“Berita hoaks merupakan ancaman yang mengancam dan berbahaya bagi kesehatan bangsa kita,” katanya dalam sambutannya di Gedung Putih.

“Kita harus menghadapi berita hoaks sebagai sebuah bangsa. Nyawa tergantung padanya,” tambahnya.

Mengingat peran internet dalam menyebarkan informasi yang salah tentang kesehatan, Vivek Murthy mengatakan perusahaan teknologi dan platform media sosial harus membuat perubahan yang berarti pada produk dan perangkat lunak mereka.

Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi penyebaran berita hoaks sambil meningkatkan akses ke sumber-sumber resmi dan berbasis fakta.

Baca Juga: Viral Ulama Banten Berusia 150 Tahun, Netizen: Doakan Selalu Sehat, Masalah Umur Hoaks 

Menurutnya, saat ini malah media sosial dibangun dengan cara yang mendorong, bukan melawan, penyebaran informasi yang salah.

“Kami meminta mereka untuk melangkah. Kami tidak bisa menunggu lebih lama bagi mereka untuk mengambil tindakan agresif,” katanya.

Sebelumnya, Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki juga mengkritik Facebook atas tindakannya  tersebut.

“Jelas, ada langkah-langkah yang mereka ambil. Mereka adalah perusahaan sektor swasta. Ada langkah tambahan yang bisa mereka ambil. Jelas ada lebih banyak yang bisa diambil,” katanya.

Baca Juga: TKA China Masuk ke Indonesia saat PPKM Darurat, Sudjiwo Tedjo: Mudah-mudahan Itu Hoaks 

Dirinya juga memberitahu Joe Biden untuk secara teratur melakukan kontak dengan Facebook dan menandai unggahan yang bermasalah.

Jen Psaki mengatakan 12 orang bertanggung jawab atas hampir 65 persen misinformasi anti-vaksin di platform media sosial.

Temuan ini dilaporkan pada bulan Mei oleh Center for Countering Digital Hate yang berbasis di Washington dan London, tetapi Facebook telah membantah metodologi tersebut.

Sementara itu, Juru bicara Facebook, Dani Lever mengatakan pihaknya tidak akan terganggu oleh tuduhan yang tidak didukung oleh fakta.

Baca Juga: Netizen Cerita Soal Ayahnya yang Hampir Mati Akibat Percaya Hoaks Covid-19 dr Samuel: Maaf Saja Tidak Cukup 

“Faktanya adalah bahwa lebih dari 2 miliar orang telah melihat informasi resmi tentang Covid-19 dan vaksin di Facebook, lebih banyak daripada tempat lain mana pun di internet,” katanya.

“Lebih dari 3.3 juta orang Amerika juga telah menggunakan alat pencari vaksin kami untuk mencari tahu di mana dan bagaimana mendapatkan vaksin. Fakta menunjukkan bahwa Facebook membantu menyelamatkan nyawa. Titik," tambahnya.

Tak mau kalah dengan Facebook, Twitter mengunggah di platformnya bahwa mereka akan terus meningkatkan informasi kesehatan yang otoritatif di tengah pandemi Covid-19.***

 

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x