Akibat Pembatasan Covid-19, Taiwan Dibanjiri 10.79 Ton Limbah Sampah Plastik

- 23 Juli 2021, 12:05 WIB
Taiwan dibanjiri 10,79 Ton limbah wadah plastik selama pembatasan Covid-19.
Taiwan dibanjiri 10,79 Ton limbah wadah plastik selama pembatasan Covid-19. /Reuters/Ann Wang

PR BEKASI - Akibat pembatasan lonjakan kasus Covid-19, Taiwan dibanjiri dengan 10,79 ton limbah sampah kemasan makanan plastik.

Hal itu juga menyebabkan lonjakan belanja online dan pengiriman makanan yang akan menghambat upaya untuk mengurangi konsumsi makanan yang menggunakan kemasan plastik.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Jumat. 23 Juli 2021, Taiwan telah menghadapi wabah penularan Covid-19 sejak April lalu.

Baca Juga: Ancam Serang Jepang dengan Nuklir Bila Ikut Campur dengan Taiwan, China: Kami Akan Buat Mereka Luluh Lantak

Setelah berbulan-bulan dengan sedikit infeksi domestik dan sejak pertengahan Mei yang berada di bawah pembatasan.

Sehingga membatasi pertemuan pribadi dan membatasi restoran untuk layanan take away.

Lin Yu-huei selaku kepala daur ulang di Departemen Perlindungan Lingkungan Taipei, mengatakan bahwa jumlah kontainer yang dibuang di ibu kota Taipei antara Januari dan Mei meningkat 85 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

Baca Juga: Xi Jinping Janjikan 'Penyatuan Kembali' China dengan Taiwan pada Ulang Tahun ke-100 Partai Komunis

"Pada Mei saja, Taipei menghasilkan 10,79 ton limbah yang dapat didaur ulang dibandingkan 7,05 ton tahun sebelumnya," kata departemen perlindungan lingkungan.

Sebagian besar adalah peralatan makan sekali pakai, baik kertas maupun plastik, dan itu menyangkut para pecinta lingkungan.

"Kami tidak dapat kembali menggunakan peralatan makan sekali pakai setiap kali ada wabah epidemi," kata Tang An selaku juru kampanye di Greenpeace Taiwan.

Baca Juga: Hidup dengan Perut Kosong, Pelari Spanyol Ini Sukses Ikuti Lomba Lari Marathon Tanpa Usus Besar dan Empedu

"Ini berarti bahwa semua upaya masa lalu untuk mengurangi sampah plastik akan sia-sia," kata Tang An.

Tang An juga mengatakan bahwa New Taipei, yang merupakan kotamadya di sekitar ibu kota, mengalami lonjakan 50 persen sampah yang dapat didaur ulang pada Mei dibandingkan tahun lalu

Sementara peralatan makan sekali pakai dan barang-barang plastik dilarang di food court mal dan supermarket.

Baca Juga: Timnas Indonesia Akan Ditantang Taiwan di Playoff Kualifikasi Piala Asia 2023, PSSI: Tim yang Harus Diwaspadai

Sedangkan sebagian besar restoran kecil dan toko minuman, yang juga merupakan sumber terbesar plastik sekali pakai, dikecualikan dari kebijakan tersebut.

Mereka juga merupakan bisnis yang mengalami peningkatan terbesar dalam pesanan pengiriman.

Chef Pan Yen-ming di restoran Korea An-Nyeong Taipei mengatakan bahwa dia menghabiskan sekitar T$20.000 atau setara dengan Rp10 juta untuk peralatan makan sekali pakai hanya pada Juni, yang menyebabkan meningkatkan biaya bahan bakunya hingga 14 persen.

Baca Juga: Dampak Pandemi Covid-19, Ibu di Taiwan Gunakan Angsa untuk Awasi Anaknya

"Saya harus mengakui bahwa saya memilih untuk menutup mata untuk ini, saya harus meneruskan tanggung jawab sosial ini kepada orang lain, pura-pura tidak tahu," kata Chef Pan Yen-ming.

"Jika Anda tidak mengemas makanan dengan cara yang indah, tidak ada yang akan memperhatikan Anda," katanya.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x