AS dan Jerman Segel Kesepakatan Pipa Gas Kontroversial, Khawatir Eropa Tergantung pada Energi Rusia

- 24 Juli 2021, 07:19 WIB
Logo proyek pipa gas Nord Stream 2. AS dan Jerman telah menyegel kesepakatan pada pipa gas milik Rusia yang kontroversial.
Logo proyek pipa gas Nord Stream 2. AS dan Jerman telah menyegel kesepakatan pada pipa gas milik Rusia yang kontroversial. /Reuters/Maxim Shemetovv


PR BEKASI - AS dan Jerman telah menyegel kesepakatan pada pipa gas milik Rusia yang kontroversial.

Selain itu AS dan Jerman juga mengumumkan kesepakatan untuk memungkinkan penyelesaian pipa gas Rusia ke Eropa tanpa pengenaan sanksi dari AS lebih lanjut.

Perjanjian tersebut bertujuan untuk menghilangkan kekhawatiran tentang ketergantungan Eropa pada energi Rusia.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Arab News pada Sabtu, 24 Juli 2021, namun para kritikus menyanggah dan mengatakan bahwa hal itu tidak cukup.

Baca Juga: Ilmuwan Temukan DNA Manusia Berusia 25 Ribu Tahun, Nenek Moyang Manusia Asia dan Eropa?

Berdasarkan ketentuan kesepakatan pada Rabu, AS dan Jerman berkomitmen untuk melawan setiap upaya Rusia untuk menggunakan pipa Nord Stream 2 sebagai senjata politik.

Mereka juga setuju untuk mendukung Ukraina dan Polandia, dengan mendanai proyek energi dan pembangunan alternatif.

“AS dan Jerman bersatu dalam tekad mereka untuk meminta pertanggungjawaban Rusia atas agresi dan kegiatan memfitnahnya dengan mengenakan biaya melalui sanksi dan alat lainnya,” kata AS dan Jerman dalam pernyataan.

Pernyataan tersebut mencakup terkait pipa Nord Stream 2 serta dukungan Rusia untuk separatis di Ukraina.

Baca Juga: Regulator Uni Eropa Dukung Penggunaan Vaksin Covid-19 Moderna untuk Anak-anak

“Jika Rusia mencoba menggunakan energi sebagai senjata atau melakukan tindakan agresif lebih lanjut terhadap Ukraina, Jerman akan mengambil tindakan di tingkat nasional dan mendesak langkah-langkah efektif di tingkat Eropa, termasuk sanksi, untuk membatasi kemampuan ekspor Rusia ke Eropa di sektor energi," katanya, menambahkan.

Proyek Nord Stream 2 telah menimbulkan dilema kebijakan luar negeri utama bagi pemerintahan AS Joe Biden.

Para pejabat AS dari kedua belah pihak telah lama khawatir bahwa hal itu akan memberi Rusia terlalu banyak kekuasaan atas pasokan gas Eropa.

Tetapi, sekarang pipa tersebut hampir selesai dan AS telah bertekad untuk membangun kembali hubungan dengan Jerman yang rusak selama pemerintahan Trump.

Baca Juga: Arab Saudi Siap Luncurkan Animasi Pertama 'The Journey' ke Pasar Eropa untuk Kenalkan Budaya Arab

Polandia dan Ukraina menyatakan ketidaksenangan mereka atas keputusan untuk mengizinkan penyelesaian pipa.

Mereka juga mengatakan upayanya untuk mengurangi ancaman dari keamanan Rusia saja tidak cukup.

Kesepakatan itu bukanlah kemenangan politik yang jelas bagi Presiden Joe Biden atau Kanselir Jerman Angela Merkel, seorang pendukung saluran pipa yang akan mundur akhir tahun ini.

Namun, kedua belah pihak telah berkomitmen untuk mendukung dana 1 miliar dolar atau Rp4 triliun untuk Ukraina mendiversifikasi sumber energinya, di mana Jerman akan menyediakan dana Rp2 juta di awal.

Jerman menjamin bahwa mereka akan mengganti Ukraina untuk biaya transit gas yang akan hilang karena dilewati oleh Nord Stream 2 hingga 2024, dengan kemungkinan perpanjangan hingga 10 tahun.

Sedangkan Kremlin mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara dengan Merkel dan mereka membahas kemungkinan memperpanjang kesepakatan transit gas Rusia melalui Ukraina setelah 2024.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Arab News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x