Gagal Masuk Babak Kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020, Atlet Senapan Angin China Dibully Secara Online

- 27 Juli 2021, 15:30 WIB
Atlet senapan angin asal China, Wang Luyao dibully secara online lantaran gagal masuk pada babak kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020.
Atlet senapan angin asal China, Wang Luyao dibully secara online lantaran gagal masuk pada babak kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020. /Handout South China Morning Post


PR BEKASI - Seorang atlet senapan angin China dibully secara online karena gagal memasuki babak kualifikasi di Olimpiade Tokyo 2020.

Bulliying tersebut terjadi sebelum sensor China mengintervensi dan menangguhkan 33 akun di Olimpiade Tokyo 2020.

Atlet senapan angin China yang bernama Wang Luyao, diketahui menempati urutan ke-16 dalam babak kualifikasi senapan angin 10 meter.

Hal itu menjadi sebuah kekecewaan baginya mengingat dia adalah penantang medali teratas untuk Olimpiade Tokyo 2020.

Baca Juga: Kepala MBC Minta Maaf Atas Kesalahan Siaran pada Upacara Pembukaan Olimpiade Tokyo 2020

Setelah pertandingan, atlet tersebut mengunggah sebuah foto selfie dirinya sendiri dengan menggunakan piyama hitamnya.

"Maaf semuanya, saya akui saya takut," tulis unggahan Wang Luyao, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari South China Morning Post, Selasa, 27 Juli 2021.

Namun yang terjadi selanjutnya adalah unggahan tersebut dibanjiri dengan bullyan dari internet China.

Di mana beberapa warga China ada yang mengajukan pertanyaan pada unggahan foto tersebut.

Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020: Korps Iran Raih Medali Emas, Dedikasikan Khusus untuk Imam Mahdi

Mengapa tidak merenungkan kegagalan Anda? Apa tujuanmu melepaskan selfie yang arogan?,” komentar warga China.

Anda tidak menghabiskan waktu memikirkan mengapa Anda gagal, tetapi segera memposting selfie di Weibo. Sepertinya Anda ingin menjadi terkenal, ” komentar warga lainnya.

Reaksi tersebut mendorong Weibo untuk mengumumkan secara terbuka bahwa mereka telah melarang 33 akun menggunakan platform tersebut selama antara 90 dan 180 hari.

Kemudian terdapat 35 komentar yang menyerang Wang Luyao juga dihapus.

Baca Juga: TV Rusia 'Mutilasi' Siaran Langsung Penampilan Ukraina saat Pembukaan Olimpiade Tokyo 2020

Namun, seberapa sekeras kritik tersebut masih lebih banyak orang datang membelanya.

Beberapa warga China memberikan tagar 'Wang Luyao masih gadis Zhejiang yang luar biasa' yang mendapatkan 480 juta penonton di Weibo dan 100.000 komentar pada Senin malam.

“Menang atau kalah itu biasa. Berlatih keras dan mencintai kehidupan adalah gambaran terbaik para atlet di era baru. Wang Luyao akan mencapai hasil yang lebih baik di masa depan," kata People's Daily merupakan outlet berita nasionalis di Weibo.

Dalam sebuah unggahan media sosial yang dirilis pada Minggu, Wang menjelaskan bahwa dia menggunakan kata-kata 'keluar' karena dia gugup bersaing di panggung global Olimpiade.

Baca Juga: Profil Naomi Osaka, Petenis Muda yang Nyalakan Api Olimpiade Tokyo 2020

Saya telah gagal dan saya akan mulai dari awal. Saya tidak akan pernah menyerah atau dikalahkan. Jadi saya akan kembali ke Paris,” tulis Wang Luyao di unggahan barunya.

Diketahui bahwa China memiliki sejarah dalam menempatkan tekanan berlebihan pada atlet untuk mencapai medali Olimpiade, yang mana itu sebagai simbol kekuatan nasional di panggung global.

Pada Olimpiade Los Angeles 1984, Zhu Jianhua seorang atlet lompat tinggi yang telah memecahkan rekor dunia, menerima medali perunggu.

Namun, respon yang didapatkan dari penduduk China adalah kemarahan di Shanghai dengan memecahkan kaca jendela rumahnya dan yang lainnya mengirimkan pisau melalui pos.

Setelah itu, pada 4 tahun kemudian, Li Ning yang disebut Pangeran Senam Tiongkok, tidak meraih medali di Olimpiade Seoul, dan dia menerima setumpuk surat dari beberapa orang yang mengutuknya.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: South China Morning


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x