Lagu Kebangsaan China Dicemoohkan saat Siaran Olimpiade Tokyo 2020, Polisi Hong Kong Siap Turun Tangan

- 30 Juli 2021, 10:40 WIB
Polisi Hong Kong akan menyelidiki cemoohan pada lagu kebangsaan China selama siaran di Olimpiade Tokyo 2020.
Polisi Hong Kong akan menyelidiki cemoohan pada lagu kebangsaan China selama siaran di Olimpiade Tokyo 2020. /Reuters/Fabrizio Bensch

PR BEKASI - Polisi Hong Kong mengatakan bahwa mereka akan menyelidiki cemoohan pada lagu kebangsaan China selama siaran di Olimpiade Tokyo 2020.

Hal tersebut dilaporkan terjadi di sebuah pusat perbelanjaan yang menyiarkan langsung kemenangan medali emas pertama di Olimpiade Tokyo 2020.

Lebih dari 100 orang berkumpul di sebuah pusat perbelanjaan untuk menonton Cheung Ka Long yang memenangkan medali emas pada anggar individu putra Olimpiade Tokyo 2020 pada Senin, 26 Juli 2021.

Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020: Tembus Semifinal, Greysia Polii-Apriyani Rahayu Cetak Sejarah Baru bagi Indonesia

Polisi mengatakan bahwa mereka telah mengajukan keluhan kepada beberapa orang yang mencemooh selama upacara penghargaan dan lagu kebangsaan China dimainkan.

Menurut media SCMP beberapa orang ada yang berteriak 'Kami adalah Hong Kong' saat lagu kebangsaan negara tersebut dimainkan.

"Polisi telah meluncurkan penyelidikan atas insiden tersebut dan akan mengumpulkan bukti yang relevan," kata polisi kepada Reuters, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Sabtu, 30 Juli 2021.

Baca Juga: Hend Zaza, Sosok Atlet Termuda di Olimpiade Tokyo 2020 Berusia 12 Tahun

Hong Kong telah mengesahkan undang-undang yang mengkriminalisasi tindakan tidak menghormati lagu kebangsaan China pada Juni 2020.

Siapa pun yang terbukti bersalah menyalahgunakan atau menghina lagu tersebut dapat dipenjara hingga tiga tahun dan didenda.

Siaran pusat perbelanjaan merupakan suatu kesempatan langka bagi orang-orang Hong Kong untuk berkumpul.

Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020: The Daddies Kalahkan Tuan Rumah, Dua Ganda Indonesia Melaju ke Semifinal

Di mana sekelompok dan segelintir orang dibatasi sejak awal 2020 karena virus corona.

Pandemi Covid-19 dan undang-undang keamanan nasional yang diberlakukan oleh Beijing pada Juni tahun lalu telah secara efektif mengakhiri protes massa pro-demokrasi yang dimulai pada 2019 terhadap cengkeraman pengetatan China di bekas jajahan Inggris tersebut

Sejak undang-undang tersebut berlaku, para politisi dan aktivis pro-demokrasi yang paling terkemuka telah didakwa dan beberapa dikirim ke penjara.

Baca Juga: Jennie BLACKPINK Beri Dukungan Atlet Renang Korea Selatan di Olimpiade Tokyo 2020, Ternyata Sang Atlet BLINK!

Sementara untuk sisa politisi dan aktivis lainnya telah meninggalkan kota dan mengasingkan diri.

Pihak berwenang China dan Hong Kong mengatakan bahwa undang-undang itu penting untuk memulihkan stabilitas.

China juga menambahkan bahwa semua penuntutan didasarkan pada bukti dan tidak ada hubungannya dengan latar belakang atau profesi orang tersebut.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: SCMP Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x