Singapura Pecahkan Rekor Baru, Para Ibu Serempak Menyusui Virtual Selama 20 Menit

- 18 Agustus 2021, 21:24 WIB
Ilustrasi. Ibu di Singapura memecahkan rekor dengan melakukan pertemuan virtual terbesar untuk para ibu menyusui.*
Ilustrasi. Ibu di Singapura memecahkan rekor dengan melakukan pertemuan virtual terbesar untuk para ibu menyusui.* /Reuters

PR BEKASI - Ibu di Singapura memecahkan rekor setelah melakukan pertemuan virtual terbesar untuk para ibu menyusui.

Dalam pertemuan menyusui online tersebut, terdapat sekitar 129 ibu menyusui bayi mereka secara bersamaan selama lebih dari 20 menit.

Menyusui online tersebut diselenggarakan oleh platform parenting online The Asian Parent.

Baca Juga: Ibu Menyusui Positif Covid-19 Bisa Lakukan Pemberian ASI secara Langsung, Simak Panduannya

Di mana pada sesi 'mass latch' adalah bagian dari acara untuk menandai Pekan ASI Sedunia 2021, dan bertujuan untuk menekankan pentingnya menyusui dan tantangan yang menyertainya.

“Menyusui itu luar biasa, tetapi ada tantangannya,” kata Diora Henson selaku manajer umum The Asian Parent Singapura, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Asia One pada Rabu, 19 Agustus 2021.

“Kami mendengar cerita tentang para ibu yang meragukan diri mereka sendiri karena suplai ASI yang rendah atau masalah umum lainnya, dan justru saat inilah mereka membutuhkan kepercayaan akan kemampuan mereka sebagai ibu,” katanya.

Baca Juga: Mitos atau Fakta: ASI Bisa Lindungi Bayi dari Paparan Covid-19, Cek Faktanya

Ong Eng Huat selaku presiden Singapore Book of Records, mengatakan bahwa meskipun ada pandemi, sangat menggembirakan melihat organisasi seperti  The Asian Parent, hal ini diharapkan terus menginspirasi ibu menyusui untuk bertemu secara virtual.

“Menyusui membantu perkembangan awal anak, dan kita harus menganjurkannya, terutama di kalangan ibu yang bekerja,” kata Ong.

Sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan bayi disusui secara eksklusif setidaknya selama enam bulan sebelum memperkenalkan makanan padat.

Baca Juga: Istri Chico Hakim Meninggal Dunia, Sempat Cari Donor ASI untuk Anaknya yang Baru Lahir

WHO juga mengatakan bahwa menyusui sangat penting untuk nutrisi seumur hidup, kesehatan, dan kesejahteraan anak dan mendukung ikatan emosional antara ibu dan bayi.

Sedangkan UNICEF dan dana anak-anak PBB, mengatakan bahwa ASI adalah sumber nutrisi terbaik untuk bayi dan melindungi mereka dari penyakit.

“Gangguan menyusui dapat menyebabkan penurunan suplai ASI, penolakan bayi untuk menyusu, dan penurunan faktor kekebalan pelindung yang terkandung dalam ASI,” kata UNICEF.

Baca Juga: Bukan Susu Beruang, ASI Ternyata Ampuh Lawan Virus Covid-19

Diora Henson mengatakan bahwa meskipun sikap terhadap menyusui di Singapura telah berkembang pesat selama bertahun-tahun, namun, hal itu tidak selalu begitu toleran.

“Saya menyusui putra saya selama 20 bulan dan memiliki beberapa pengalaman buruk,” katanya.

“Suatu kali saat menyusui di sebuah restoran, pelindung makan lain menyuruh saya menyusui di kamar mandi. Rupanya, itu memalukan bagi pelanggan lain yang harus 'melihat' saya menyusui bayi saya di depan umum,” tambahnya.

Baca Juga: Peneliti Ini Ciptakan ASI Buatan Tanpa Payudara, Berawal dari Merasa Gagal Sebagai Ibu

Dia juga mengatakan bahwa di tempat kerja lamanya, tidak ada ruang perawatan jadi dia harus memompa di ruang server kecil.

Sementara dia sendiri masih mendengar cerita tentang beberapa ibu yang mendapatkan 'mata bau' dari orang lain.

Dia juga mengatakan bahwa menyusui di tempat umum dapat diterima, bahkan tanpa penutup menyusui.

Baca Juga: Studi Terbaru: ASI dari Ibu Penderita Covid-19 Dapat Bentuk Antibodi bagi Bayi untuk Tangkal Virus Corona

“Menyusui anak Anda di tempat umum tidak dianggap tidak senonoh atau tabu oleh hukum. Anda dapat menyusui anak Anda di mana saja di Singapura, bahkan di transportasi umum,” ujarnya.

Pada 2017, seorang ibu memicu perdebatan nasional ketika fotonya sedang menyusui putrinya di MRT menjadi viral.

“Saya mengutamakan bayi saya sehingga selama dia nyaman dan menyusui dengan baik, saya tidak terlalu peduli dengan apa yang dipikirkan orang lain,” kata sang ibu saat itu.

Baca Juga: Klarifikasi Soal ASI Sarwendah yang Diminum Betrand, Ruben Onsu: Ini Memalukan Buat Saya dan Keluarga

Henson juga mengatakan bahwa menyusui adalah proses yang normal dan alami.

“Mengapa mereka harus distigmatisasi karena melakukan apa yang normal dan alami? Dia juga menginginkan kesadaran yang lebih besar, dan stigma yang lebih sedikit, bagi para ibu yang tidak dapat menyusui bayinya," ujar Henson.

Dia menambahkan hanya karena beberapa ibu tidak bisa menyusui bayinya, bukan berarti mereka ibu yang buruk.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Asia One


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x