Mulai November, Singapura Izinkan Perawat Wanita Muslim Bekerja Gunakan Hijab

- 30 Agustus 2021, 14:12 WIB
Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong mulai November 2021 mendatang membolehkan perawat wanita Muslim di berbagai sektor kesehatan publik menggunakan hijab jika mau.
Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong mulai November 2021 mendatang membolehkan perawat wanita Muslim di berbagai sektor kesehatan publik menggunakan hijab jika mau. /Mothership.sg

PR BEKASI - Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong mengumumkan bahwa mulai 1 November 2021 akan mengizinkan para perawat wanita Muslim di berbagai sektor kesehatan publik untuk menggunakan hijab jika mereka mau.
 
Hal tersebut disampaikannya dengan menggunakan bahasa Inggris dalam pidato nasional 2021 pada Minggu, 29 Agustus 2021.
 
“Saya harap keputusan ini dapat diterima semua pihak sebagai upaya memperkuat komitmen bersama kita terhadap keberagaman Singapura,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari The Malaysian Reserve, Senin, 30 Agustus 2021.

Baca Juga: Gagal Move On, Pria di Singapura Dekati Mantan Usai 30 Tahun Berpisah, Ancam untuk Mati Bersama

Lee Hsien Loong mengatakan kebijakan tersebut telah disesuaikan oleh pemerintah Singapura dengan sangat hati-hati untuk menjaga kerukunan ras dan agama di negara tersebut tetap baik.
 
“Pendekatan ini telah bekerja dengan baik selama bertahun-tahun. Kita harus merayakan apa yang telah dicapai di mana banyak interaksi antar-ras dan agama yang menghangatkan hati terjadi setiap hari,” katanya.
 
Pada 2014 lalu, Lee Hsien Loong mengatakan ketika ada diskusi intens tentang pemakaian hijab, dia langsung mengadakan pertemuan tertutup dengan para pemimpin Muslim.
 
“Kami berbicara terus terang, dari hati ke hati. Mereka menjelaskan kepada saya mengapa hijab itu penting bagi masyarakat dan apa yang mereka harapkan akan diizinkan oleh Pemerintah,” katanya.

Baca Juga: Singapura Pecahkan Rekor Baru, Para Ibu Serempak Menyusui Virtual Selama 20 Menit

“Saya mengatakan kepada mereka bahwa saya memahami betapa kuatnya perasaan mereka, tetapi saya juga menjelaskan perspektif Pemerintah, dan alasan di balik kebijakan kami,” tambahnya.
 
Lee Hsien Loong mencatat bahwa status quo untuk Angkatan Bersenjata Singapura (SAF), Home Team dan layanan berseragam lainnya harus dipertahankan.
 
“Mereka tidak memihak dan sekuler. Mereka menggunakan kekuatan bersenjata dan menegakkan hukum Singapura. Mereka harus selalu terlihat melakukannya tanpa rasa takut atau bantuan. Mereka akan tetap pakai seragam yang sama,” katanya.
 
Untuk perawat di rumah sakit, Lee Hsien Loong mengatakan hal tersebut merupakan pertimbangan yang berlawanan lebih seimbang.

Baca Juga: Apresiasi Ojol, Penghuni Apartemen di Singapura Berikan Minuman Gratis

“Di satu sisi, keinginan masyarakat. Di sisi lain, perhatian pemerintah baik nasional maupun khusus,” katanya.
 
Perdana menteri Singapura mengatakan kepada para pemimpin Muslim pada 2014 bahwa kebijakan pemerintah di sektor perawatan kesehatan tidak kaku.
 
“Kami akan memantau situasinya. Jika dan ketika kami mengubah posisi kami, pertama-tama kami akan memastikan bahwa semua orang baik Muslim dan non-Muslim dengan memahami dan menerima perubahan tersebut,” katanya.
 
Sejak itu, Lee Hsien Loong mengatakan pemerintah telah mengamati situasi dengan cermat.

Baca Juga: Bandara Changi Singapura Lengser dari Status Bandara Terbaik di Dunia, Bagaimana dengan Bandara di Indonesia?

“Kami mengamati bahwa pada umumnya, interaksi antar balapan tetap nyaman. Non-Muslim menjadi lebih terbiasa melihat wanita Muslim memakai hijab,” katanya.
 
Lebih lanjut, Lee Hsien Loong mengatakan anak muda Singapura lebih menerima perbedaan ras dan agama.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: The Malaysian Reserve


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x