Larang Perempuan Afghanistan Jadi Menteri, Taliban: Tugas Mereka Melahirkan

- 13 September 2021, 09:09 WIB
Taliban melarang perempuan Afghanistan untuk menjadi Menteri di pemerintahan mereka dan menyebut tugas perempuan hanya melahirkan.
Taliban melarang perempuan Afghanistan untuk menjadi Menteri di pemerintahan mereka dan menyebut tugas perempuan hanya melahirkan. /Al Jazeera

PR BEKASI – Taliban telah menutup semua kemungkinan untuk memperbolehkan perempuan masuk ke dalam pemerintahan terbaru Afghanistan di bawah pimpinannya.
 
Marah dengan pembentukan pemerintah Taliban garis keras yang semuanya laki-laki, membuat sejumlah perempuan Afghanistan, mempertaruhkan nyawa mereka, dengan turun ke jalan untuk memprotes hal yang sama.
 
Menanggapi protes dan kemarahan atas pemerintah yang semuanya laki-laki, juru bicara Taliban Sayed Zikrullah Hashim menyatakan perempuan dilarang menjadi Menteri di Afghanistan.

Baca Juga: Warga Afghanistan Ungkap Kekecewaan Terhadap AS Usai Taliban Berhasil Berkuasa

"Seorang wanita tidak bisa menjadi menteri, itu seperti Anda meletakkan sesuatu di lehernya yang dia tidak bisa membawa," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari India Today, Senin, 13 September 2021.
 
Menurutnya, perempuan tidak diperbolehkan menjadi menteri karena mereka mempunyai tugas untuk melahirkan
 
"Para pengunjuk rasa perempuan ini tidak dapat mewakili semua perempuan di Afghanistan. Perempuan mempunyai tugas melahirkan," katanya.
 
Perempuan Afghanistan telah terhuyung-huyung di bawah ketakutan kehilangan semua keuntungan yang telah mereka dapatkan selama dua dekade terakhir dalam hal hak-hak sipil sejak pemerintahan Taliban kembali di negara itu pada Agustus 2021 lalu.

Baca Juga: Ratusan Perempuan Afghanistan Bercadar Nyatakan Dukungan untuk Pemerintahan Baru Taliban

Sementara Taliban bersumpah untuk menghormati hak-hak perempuan, beberapa contoh kebrutalan terhadap perempuan karena memprotes penolakan kebebasan untuk bekerja dan melakukan hal-hal yang dianggap kelompok itu di luar batas mereka.
 
Ketika mereka terakhir memerintah Afghanistan dari tahun 1996 hingga 2001, perempuan tidak bisa bekerja, anak perempuan tidak diizinkan bersekolah, dan perempuan harus menggunakan burqa dan ditemani oleh kerabat laki-laki jika mereka ingin keluar rumah.
 
Menurut laporan, wanita Afghanistan, yang memprotes pemerintah sementara baru Afghanistan di Kabul, diusir oleh Taliban pada Rabu, 8 September 2021.
 
Taliban menggunakan cambuk dan tongkat terhadap para pengunjuk rasa perempuan dalam tindakan keras terhadap perbedaan pendapat.

Baca Juga: Taliban Dituding Bunuh Saudara Mantan Wakil Presiden Afghanistan, Saksi Ungkap Hal Mengejutkan 

Video dan gambar yang beredar menunjukkan para perempuan meneriakkan, "Hidup para wanita Afghanistan".
 
Beberapa memegang plakat bertuliskan: "Tidak ada pemerintah yang dapat menyangkal kehadiran perempuan" dan "Saya akan menyanyikan kebebasan berulang-ulang".
 
Taliban, menurut para saksi, juga tekah memukuli wartawan yang meliput demonstrasi itu, kata laporan itu.
 
Baru-baru ini, Taliban juga mendapatkan dukungan dari ratusan perempuan menggunakan niqab yang disebut mereka sebagai mahasiswa di salah satu universitas di Kabul, Afghanistan.

Baca Juga: Taliban Penggal Kepala Pria Afghanistan yang Berseragam Mirip Tentara AS, Jenazah Tak Diizinkan untuk Dikubur 

Mereka juga membela pemerintah baru Imarah Islam Afghanistan, yang telah melarang demonstrasi kecuali izin diberikan oleh kementerian kehakiman.
 
Tak hanya itu, mereka juga mengatakan bahwa perempuan harus menutup aurat mereka sesuai syariat agama.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: India Today


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x