PR BEKASI – Program vaksinasi Covid-19 Malaysia, kini mulai menyasar warga remaja berusia 12 hingga 17 tahun.
Vaksinasi akan dilakukan terhadap sekitar tiga juta remaja Malaysia, sebagai bagian upaya membentuk kekebalan komunal.
Namun program vaksinasi itu mendapatkan hambatan akibat berita hoaks, berupa sejumlah video yang beredar di media sosial.
Baca Juga: 17 Lokasi Vaksinasi Covid-19 Gratis di Mall Kota Bekasi Selama Bulan Oktober 2021
Video tersebut berisi klaim kematian sejumlah remaja akibat divaksin, dan remaja yang pingsan di luar lokasi vaksinasi.
Ada juga video yang menunjukkan orangtua tidak dibolehkan mendampingi anak yang divaksin, serta vaksinator yang menggunakan jarum suntik kosong.
Juga beredar video yang menyebutkan program vaksinasi untuk remaja itu tidak akan dilanjutkan.
Baca Juga: Vaksinasi Penuh Jadi Syarat Hadiri Acara Publik di Arab Saudi
Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari The Straits Times, Wakil Menteri Kesehatan Noor Azmi Ghazali telah menyampaikan bantahan.
Penanggung jawab program vaksinasi untuk remaja itu bahkan akan melakukan langkah hukum atas penyebaran berita hoaks tersebut.
“Saya ingatkan siapa pun untuk tidak menyebarkan video yang tidak terverifikasi. Sebab hal itu membuat masyarakat takut, khawatir, dan cemas,” katanya.
Baca Juga: Zubairi Djoerban Buka Suara Soal Pengusiran Tim Vaksinasi Covid-19 di Aceh
Noor Azmi menyampaikan klarifikasi atas klaim meninggalnya tiga remaja, yang menurutnya tidak terkait dengan vaksinasi tetapi akibat sebab lain.
Sedangkan peristiwa remaja pingsan, terjadi akibat tidak cukup istirahat dan sarapan ketika divaksin, namun ia pulih tanpa efek samping apa pun.
Akibat beredarnya berita-berita hoaks tersebut, sejumlah orangtua mengaku khawatir untuk mengizinkan anak mereka menjalani vaksinasi.***