Atmosfer Perlahan Mulai Kehilangan Oksigen, Peneliti: Bumi Sedang Menuju Tanda-tanda Kiamat

- 8 Oktober 2021, 07:08 WIB
Para ilmuwan memperingatkan Bumi sedang menuju kiamat setelah atmosfer perlahan-lahan mulai kehilangan oksigen.
Para ilmuwan memperingatkan Bumi sedang menuju kiamat setelah atmosfer perlahan-lahan mulai kehilangan oksigen. /PIXABAY

PR BEKASI – Para ilmuwan memperingatkan Bumi sedang menuju kiamat karena atmosfer Bumi perlahan-lahan kehilangan oksigen.
 
Lebih parahnya lagi, para ilmuwan mengatakan bahwa tidak ada yang bisa dilakukan tentang hal itu.
 
Menurut sebuah makalah yang diterbitkan dalam jurnal Nature Geosciences awal tahun ini, dampaknya Matahari akan mempercepat laju ketika Bumi kehilangan oksigen.

Baca Juga: Prediksikan Kiamat, Ilmuwan: Kiamat Akan Terjadi Saat Bulan Menjauh dari Bumi

Penulis penelitian mencatat bahwa menipisnya oksigen di planet ini adalah konsekuensi yang tak terhindarkan dari radiasi matahari yang meningkat.
 
Matahari diketahui akan tumbuh semakin terang seiring berjalannya waktu, dengan mengirimkan lebih banyak cahaya dan radiasi ke arah Bumi.
 
Peningkatan radiasi akan meningkatkan pelapukan batuan silikat, yang pada prosesnya akan menarik karbondioksida (CO2) dari atmosfer dan menjebaknya di dalam tanah.
 
CO2 yang dilepaskan oleh aktivitas manusia adalah penyebab utama pemanasan global tetapi dalam hal ini, CO2 yang terperangkap akan dikeluarkan dari siklus fotosintesis.

Baca Juga: Seperti Terminator, Peneliti Ciptakan Tuhan Buatan yang Dapat Sebabkan Kiamat 

Oksigen, yang menyumbang 21 persen dari atmosfer bernapas, adalah produk sampingan dari tanaman dan kehidupan laut yang mensintesis CO2, air, dan sinar matahari.
 
Dengan tidak cukupnya CO2 dalam sistem, para ahli khawatir produksi oksigen di Bumi mulai menurun.
 
Para ilmuwan telah menjuluki skenario ini “Deoksigenasi Hebat” dan satu-satunya bentuk kehidupan yang bertahan adalah mikroba dan makhluk anaerobik lainnya (bebas oksigen).
 
Hal tersebut dikatakan oleh Kazumi Ozaki selaku  peneliti dari Universitas Toho, Jepang.

Baca Juga: Ilmuwan Sebut Bumi Bisa Alami Kiamat Bila Dihantam Badai Matahari Dahsyat

"Atmosfer setelah Deoksigenasi Hebat ditandai dengan peningkatan metana, tingkat CO2 yang rendah, dan tidak ada lapisan ozon," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Express, Jumat, 8 Oktober 2021.
 
Kabar baiknya adalah oksigen di Bumi baru akan habis hingga menyebabkan kiamat selama satu miliar tahun lagi.
 
Namun, kabar buruknya adalah aktivitas manusia telah mempercepat kerusakan atmosfer secara drastis.
 
Menurut kelompok Conservation International, pertanian, pembalakan liar, pertambangan, dan urbanisasi telah membunuh hutan di planet ini.

Baca Juga: Ilmuwan Sebut Bumi Bisa Alami Kiamat Bila Dihantam Badai Matahari Dahsyat 

Diperkirakan planet ini kehilangan rata-rata 3.36 juta hektar hutan per tahun atau sama dengan area yang lebih besar dari Belgia.
 
Lebih dari separuh hutan tropis dunia telah dihancurkan sejak tahun 1960-an dan seluruh hutan hujan seluas lapangan sepak bola hilang setiap enam detik.
 
Antara tahun 2015 dan 2020 saja, laju deforestasi diperkirakan sebesar 10 juta hektar per tahun, turun dari 16 juta hektar per tahun pada 1990-an.
 
Antara 50 dan 80 persen oksigen Bumi juga berasal dari lautan, yang diciptakan oleh fitoplankton, organisme mikroskopis yang memakan energi dari Matahari.

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x