Squid Game di Kehidupan Nyata China, Dituding Ada Perdagangan Organ dengan Sistem 'Bunuh untuk Memesan'

- 17 Oktober 2021, 10:14 WIB
Squid Game di kehidupan nyata China, dituding ada perdagangan organ akan tetapi Beijing membantah hingga saat ini.
Squid Game di kehidupan nyata China, dituding ada perdagangan organ akan tetapi Beijing membantah hingga saat ini. /Twitter/@netflix/

Pernyataan suram itu juga menunjukkan bahwa bentuk dugaan perdagangan ini sangat bergantung pada pekerja perawatan kesehatan terampil.

Baca Juga: 'Squid Game' Gulingkan 'Bridgerton' hingga Jadi Pertunjukkan Terbesar di Netflix

Yang disumpah untuk melindungi pasien mereka termasuk 'ahli bedah, ahli anestesi dan spesialis medis lainnya' serta partisipasi dari berbagai profesional sektor publik.

Di bawah proses 'etis' yang disetujui oleh WHO, organ jjenazah akan dicocokkan dengan pasien paling mendesak dalam daftar transplantasi yang berada dalam jarak perjalanan dari rumah sakit.

Bagi banyak orang yang putus asa, dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menerima operasi transplantasi karena penerima harus memiliki golongan darah yang sama dengan yang meninggal dan memiliki ukuran organ yang sama.

Namun, panggilan telepon rahasia yang dilakukan ke rumah sakit China sebagai bagian dari sidang independen China Tribunal pada tahun 2019 menunjukkan seberapa cepat pasien dapat menjalani operasi di bawah sistem 'bunuh sesuai pesanan'.

Baca Juga: Postingan Heo Sung Tae Curi Perhatian Warganet, Benarkah Squid Game Musim ke Dua Akan Dirilis?

Dalam satu kutipan, dr. Feng Zhendong dari rumah sakit militer Provinsi Shandong memberi tahu penyelidik melalui telepon tentang 'kelimpahan organ' yang tiba 'setiap bulan'.

Meskipun perdagangan organ yang disponsori negara China telah didokumentasikan dengan baik selama beberapa dekade, sangat sedikit yang dapat dilakukan masyarakat internasional untuk menghentikan perdagangan yang mengerikan itu.

Beijing mampu menutupi pelanggaran hak asasi manusia mereka dengan tidak melaporkan data transplantasi ke WHO yang terpaksa menerima statistik resmi negara-negara anggota.

Halaman:

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Mail Online News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x