PR BEKASI - China baru-baru ini dituduh memasang 'jebakan' utang kepada sejumlah negara miskin, salah satunya Uganda.
Bahkan China dikabarkan akan merebut satu-satunya bandara internasional di Uganda jika negara di Afrika Timur ini gagal membayar utang.
Diketahui, Uganda berutang 200 juta dolar AS atau sekitar Rp2,8 triliun kepada China.
Dana utang tersebut digunakan untuk perluasan fasilitas di bandara.
Pada bulan lalu, penyelidikan parlemen Uganda menyimpulkan bahwa China memberlakukan persyaratan yang dinilai membebankan peminjam.
Termasuk potensi perampasan terhadap bandara secara otomatis.
Baca Juga: China Larang Selebritis Pamer Kekayaan dan Hedonisme di Media Sosial, Begini Alasannya
Menanggapi itu, Kedutaan China di Uganda memberikan klarifikasi pada Minggu, 28 November 2021.
"Tuduhan jahat bahwa 'Uganda menyerahkan aset utama untuk uang China' tidak memiliki dasar faktual," kata pernyataan resmi Kedutaan China.
"Dan dimaksudkan untuk merusak hubungan baik China dengan negara berkembang, termasuk Uganda," sambungnya.
Baca Juga: Selebgram China Bunuh Diri saat Live Streaming, Abu Jenazahnya Dicuri untuk Praktik Pernikahan Roh
Selain itu, China mengklaim tidak pernah menyita proyek di negara-negara Afrika yang gagal membayar utang.
"Tidak ada satu pun proyek di Afrika yang pernah disita oleh China karena gagal membayar pinjaman China," ujarnya.
Sebelumnya, beberapa negara Barat menuduh China memikat negara-negara miskin untuk terjerumus ke dalam 'perangkap utang'.
Negara-negara peminjam disebut harus mempertaruhkan aset negara seperti bandara dan pelabuhan kepada China guna menerima pinjaman.***