Network
PIKIRAN RAKYAT – Indonesia ikut berpartisipasi dalam sidang Executive Board (EB) World Health Organization (WHO) sesi ke-146 yang dihadiri oleh 34 negara dan berlangsung sejak 3 hingga 8 Februari 2020 di Jenewa, Swiss.
Sidang tersebut membahas agenda dan rancangan resolusi tentang pentingnya kesehatan mata global yang akan disahkan pada World Health Assembly (WHA) pada bulan Mei 2020 mendatang.
Sidang EB WHO ke-146 ini didorong oleh kondisi masyarakat internasional yang tengah menghadapi Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) yakni virus corona yang telah menyebabkan 31.161 terinfeksi dan 636 tewas. Pada Kamis, 6 Februari 2020, 73 di antaranya baru dinyatakan meninggal dunia.
Baca Juga: Beda Sikap Bekasi dan Bandung dalam Lindungi Warganya dari Bahaya Penggunaan Asbes
Selain membahas PHEIC, negara-negara anggota WHO juga mendorong peningkatan penelitian dan pengembangan mengenai kesehatan mata serta pemanfaatan teknologi termasuk telemedecine dalam mendukung diagnosis dan pengobatan gangguan penglihatan.
Dikutip oleh Pikiran-Rakyat.com dari Kementerian Kesehatan (Kemkes) Republik Indonesia, menyebutkan dalam agenda sidang tersebut telah disetujui rancangan resolusi WHO atas usulan Indonesia.
Dalam sidang tersebut, Indonesia mengusulkan resolusi yang berjudul “Integrated People-Centred Eye Care, Including Preventable Vision Impairment and Blindness”.
Baca Juga: Meski Berdampak Buruk bagi Kesehatan, Indonesia Masih Jadi Salah Satu Negara Konsumen Asbes Terbesar
Resolusi tersebut telah mendapatkan dukungan dari sejumlah negara seperti Australia, Afrika Selatan, Amerika Serikat, Burkina Faso, Eswatini, Ethiopia, Malaysia, Myanmar, Peru, Singapura, Thailand, dan negara lainnya.
