“Kedua pihak kini akan memperkuat keamanan untuk menyongsong penandatanganan perjanjian perdamaian, mempersiapkan pelepasan tahanan, dan mempersiapkan negosiasi intra-Afganistan,” ujar pihak Taliban di waktu yang sama.
Baca Juga: Sementara Virus Corona di Tiongkok Mulai Berkurang, Kasus Wabah Negara Lain Semakin Meningkat
Pengurangan kekerasan selama seminggu itu mengharuskan Taliban, Amerika Serikat, dan Afganistan menghentikan seluruh operasi militer terhadap satu sama lain di seluruh tanah Afganistan.
Meski begitu, periode seminggu ini tidak disebut sebagai gencatan senjata.
Amerika Serikat juga akan tetap melakukan operasi kontraterorisme terhadap ISIS dan Al-Qaeda di Afganistan.
Baca Juga: Penusukan Muazin di Masjid London, Bukan Bagian dari Aksi Teror
Perjanjian perdamaian yang diusulkan saat ini serupa dengan draf perjanjian perdamaian yang diusulkan pada bulan September.
Draf itu menyatakan bahwa Amerika Serikat akan menarik ribuan pasukannya dari Afganistan dan Taliban harus berjanji untuk melakukan negosiasi dengan pemerintah Afganistan dan berjanji untuk tidak menampung kelompok teroris yang ingin menyerang dunia Barat.
Draf perjanjian bulan September itu juga menjelaskan bahwa Amerika Serikat akan menempatkan sebagian kecil dari pasukannya untuk operasi kontraterorisme di Afganistan.
Baca Juga: Seorang WNI Ditahan di Penjara Malaysia Usai Sebarkan Berita Bohong tentang Virus Corona