Oxfam: Harta Orang Kaya Makin Banyak, Banyak Orang Miskin Meninggal saat Pandemi Covid-19

- 17 Januari 2022, 12:10 WIB
Ilustrasi. Selama pandemi Covid-19 ini, dilaporkan bahwa orang kaya semakin bertambah kaya dan banyak orang miskin yang meninggal.
Ilustrasi. Selama pandemi Covid-19 ini, dilaporkan bahwa orang kaya semakin bertambah kaya dan banyak orang miskin yang meninggal. /REUTERS/Angela Ponce

PR BEKASI – Kesenjangan sosial yang tinggi dilaporkan telah terjadi selama pandemi Covid-19 di seluruh dunia.

Berdasarkan laporan terbaru oleh organisasi nirlaba bernama Oxfam International, pada Senin, 17 Januari 2022, kekayaan sepuluh orang paling kaya di dunia telah berlipat ganda selama pandemi Covid-19.

Namun, di sisi lain sebanyak kurang lebih 21.300 orang miskin di dunia dilaporkan meninggal dunia setiap hari akibat terpapar Covid-19.

Oxfam mengatakan bahwa keadaan global saat ini dari ketidaksetaraan ekstrem adalah bentuk kekerasan ekonomi terhadap orang dan negara termiskin di dunia.

Baca Juga: Viral Isu Upin Ipin Meninggal, Warganet Serbu Instagram Les Copaque: Konfirmasi Dong

“Kita memasuki 2022 dengan kekhawatiran yang belum pernah terjadi sebelumnya,” katanya.

Mereka menyoroti pembagian vaksin yang tidak merata di seluruh dunia sebagai biang keladi permasalahan tersebut.

Diketahui, orang kaya lebih mudah mendapatkan akses vaksin Covid-19 dibandingkan dengan orang miskin  

“Jutaan orang masih akan hidup hari ini jika mereka memiliki vaksin, namun akhirnya mereka meninggal karena tidak mendapatkan akses ke sana, sementara perusahaan farmasi besar terus memegang kendali monopoli atas teknologi ini,” katanya.

Baca Juga: Doddy Sudrajat Tak Hanya Mendadak Datang, tapi Juga Bawa Preman untuk Bertemu Gala Sky?

Laporan Oxfam biasanya dirilis sebelum pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss.

Akan tetapi, pertemuan orang-orang terkaya dan terkuat di dunia itu telah ditunda lagi tahun ini karena pandemi.

Pekan lalu, WEF memperingatkan bahwa pemulihan ekonomi yang turun karena pandemi Covid-19 yang sebagian besar mengandalkan peluncuran vaksinasi telah memperdalam perpecahan di dalam dan di antara negara-negara.

Laporan itu juga menekankan bahwa meningkatnya ketidaksetaraan, yang diperburuk oleh pandemi, pasti akan menyebabkan ketegangan tambahan yakni kebencian.

Baca Juga: 3 Zodiak yang Akan Alami Hal Sial di Minggu Ini: Suasana Hati Libra Buruk, Scorpio Emosional

Hal tersebut juga semakin memperumit tanggapan negara-negara terhadap perubahan iklim, kesenjangan ekonomi, dan ketidakstabilan sosial.

Oxfam mengatakan bahwa dunia saat ini telah menuju ke arah kesenjangan sosial yang parah selama beberapa dekade.

Hal tersebut terlepas dari upaya PBB dan negara-negara selama beberapa dekade terakhir untuk mengatasi kemiskinan, dan mendistribusikan teknologi dan akses pendidikan secara lebih merata.

“Perpecahan saat ini secara langsung terkait dengan warisan sejarah rasisme, termasuk perbudakan dan kolonialisme,” kata laporan Oxfam.

Baca Juga: Viral Video Upin Ipin Telah Meninggal di Dunia Nyata hingga Ungkap Sosok Kak Ros

Kesenjangan sosial juga tidak hanya merugikan terhadap orang miskin juga, tetapi juga merusak alam.

Dua puluh miliarder terkaya diperkirakan mengeluarkan karbon sebanyak 8.000 kali lebih banyak daripada miliaran orang termiskin.

Orang yang tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah sekiraa dua kali lebih mungkin meninggal akibat infeksi Covid-19 dibandingkan orang yang tinggal di negara kaya.

Baca Juga: Prediksi Borneo vs Persib, Mari Bung Rebut Kembali Puncak Klasemen

Bahkan, di beberapa negara, orang termiskin hampir empat kali lebih mungkin meninggal karena Covid-19.

“Banyak yang kehilangan pekerjaan dan jutaan orang kehilangan nyawa akibat Covid-19.

"Wanita, kelompok rasial, dan warga negara belahan bumi selatan adalah paling terpukul," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera, Senin, 17 Januari 2022.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x