Ribuan Muslim Afghanistan Abaikan Lockdown, Sebut Mati karena Corona sebagai Syahid

- 5 Mei 2020, 03:10 WIB
ILUSTRASI virus corona.*
ILUSTRASI virus corona.* /MIROSLAVA CHRIENOVA/PIXABAY/

PIKIRAN RAKYAT - Ribuan umat Islam di Afghanistan menggelar salat berjemaah saat Ramadhan.

Kegiatan tersebut telah melanggar aturan social distancing dan pertemuan massal itu diduga bisa menjadi klaster penyebaran virus corona di Afghanistan.

Jemaah pengkhotbah radikal Mujib Rahman Ansari berkumpul di lapangan terbuka dekat tempat ziarah Gazer Gah Shari di Herat, kota terbesar ketiga di Afghanistan.

Dinukil Pikiranrakyat-bekasi.com dari Daily Star, Senin 4 Mei 2020, jemaah itu dituduh mengabaikan aturan-aturan pemerintah untuk mengekang penyebaran virus corona. Mereka tidak mengenakan masker atau alat pelindung diri lainnya.

Baca Juga: 4 Transpuan Dilecehkan, Ferdian Paleka: Tembus 30K Follower, Gue Serahin Diri ke Polisi

Pemimpin jemaah tersebut sebelumnya pernah mengatakan bahwa kematian akibat virus corona akan dianggap sebagai bentuk kemartiran atau mati syahid.

"Kami tidak peduli dengan virus corona. Kami percaya Tuhanlah yang menciptakan virus itu," katanya.

"Saya pikir itu hanya ciptaan Tuhan, sama seperti kita. Itu adalah kehendak Tuhan untuk menciptakan virus seperti itu," katanya.

Jailani Farhad, juru bicara gubernur provinsi Herat mengatakan, "Kami meminta warga mengikuti aturan, tetapi mereka tidak menggubrisnya, bahkan para pengkhotbah agama tidak mematuhi hal ini," tutur Farhad.

Halaman:

Editor: Yusuf Wijanarko

Sumber: Daily Star


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x