“Tidak semua orang memiliki pohon kelapa sendiri, terutama di daerah berpenduduk padat, jadi mereka yang tidak memiliki pekerjaan tetapi memiliki pohon di rumah terkadang menjual kelapa,” tutur Rimon.
"Ini masalah besar di sini. Sebagian besar orang hanya mendapat akses ke internet baru-baru ini, dan itu hanya membombardir mereka dengan informasi. Masalah kelapa itu tidak berbahaya, tetapi ada juga desas-desus bahwa kelapa dapat menghentikan COVID-19," imbuh Rimon.
Kava adalah minuman narkotika ringan dan menelannya bisa membuat orang lebih berisiko tertular penyakit menular karena biasanya diminum secara komunal, dari mangkuk bersama tempat cangkir dicelupkan, diminum, dan dicelupkan lagi.***