Buka Suara Terkait Kematian George Floyd, George W Bush: Saatnya untuk Mendengarkan

- 3 Juni 2020, 11:00 WIB
AS tengah hadapi gempuran demonstran yang memprotes terkiat pembunuhan yang menimpa George Floyd
AS tengah hadapi gempuran demonstran yang memprotes terkiat pembunuhan yang menimpa George Floyd /Antara

PR BEKASI - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS), George W Bush ikut buka suara terkait kerusuhan massal yang dipicu oleh kematian warga kulit hitam, George Floyd.

George Floyd meninggal pada 25 Mei 2020 setelah seorang polisi berkulit putih menjepit leher pria kulit hitam dengan tangan diborgol dengan posisi belutut di tanah selama hampir sembilan menit.

Dikutip oleh pikiranrakyat-bekasi.com dari Independent pada Rabu, 3 Juni 2020 Bush mengaku sedih atas kematian George Floyd dan ketidakadilan di AS.

Baca Juga: IHSG dan Nilai Tukar Rupiah Kompak Lanjutkan Penguatan

"Satu-satunya cara untuk melihat diri kita dalam cahaya sejati adalah dengan mendengarkan suara begitu banyak orang yang terluka dan berduka," ujar bush dalam sebuah pernyataan.

"Mereka yang berusaha membungkam suara tidak mengerti arti Amerika, atau bagaimana menjadikannya tempat yang lebih baik," katanya.

Dalam pernyataannya, Bush dan mantan ibu negara Laura Bush mengatakan bahwa mereka menolak untuk berbicara, karena ini bukan waktu untuk memberi kuliah, tetapi ini adalah waktu untuk mendengarkan.

Baca Juga: Mark Zuckerberg Biarkan Unggahan Donald Trump, Karyawan Facebook Mogok Kerja

"Ini adalah kekuatan ketika para pemrotes, dilindungi oleh penegak hukum yang bertanggung jawab, berbaris untuk masa depan yang lebih baik," lanjutnya.

Bush memuji pengunjuk rasa yang menentang pelanggaran yang terus berulang terhadap hak-hak orang kulit hitam, dia mengatakan ini hanya akan terjadi ketika orang Amerika memiliki rasa empati dan perdamaian.

Dalam laporan Anadolu Agendy, Bush mengatakan bhawa doktrin dan kebiasaan superioritas ras pernah hampir memecah belah negara meraka dan masih mengancam AS.

Baca Juga: Hingga 2 Juni 2020 Indonesia Dilanda 1.404 Bencana dengan Total 1.851 Kematian

“Jawaban untuk masalah Amerika ditemukan dengan menghayati cita-cita AS, untuk kebenaran mendasar bahwa semua manusia diciptakan sama dan dianugerah Tuhan dengan hak-hak tertentu. Kita sering meremehkan seberapa radikal pencarian itu sebenarnya," papar Bush.

Pernyataan Bush sendiri muncul sekitar sepekan setelah AS dilanda berbagai kerusuhan di seluruh penjuru negeri.

Protes menuntut keadilan pun kerap berubah menjadi penjarahan dan vandalisme di berbagai kota.

Baca Juga: Temuan Baru Ilmuwan Prancis: Virus Corona Sudah Ada di Eropa Sebelum Muncul di Tiongkok

Pada Senin, 1 Juni 2020, petugas federal secara paksa membubarkan demonstran di dekat Gedung Putih sekitar 25 menit sebelum jam malam seluruh kota diberlakukan.

Beberapa menit kemudian, Presiden Donald Trump dengan santai berjalan melewati area bekas protes untuk kesempatan berfoto di depan sebuah gereja bersejarah yang dibakar para penjarah malam sebelumnya.

Sebelum kemunculannya di depan Gereja Episkopal St John yang bersejarah, Trump menyampaikan pernyataan berapi-api yang bersumpah untuk menegakkan hukum dan ketertiban dengan cara apa pun.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Independent


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x