Peneliti Sebut Superhero Perempuan Marvel Justru Rugikan Perempuan, Kenapa?

- 18 Juli 2022, 19:20 WIB
Natalie Portman sebagai superhero perempuan Marvel bernama Mighty Thor alias Jane Foster.
Natalie Portman sebagai superhero perempuan Marvel bernama Mighty Thor alias Jane Foster. /Instagram @thorofficial

“Namun, reaksi awal terhadap peran Portman tersebut membuktikan bagaimana kesulitan yang dihadapi para pembuat film dalam merepresentasikan superhero perempuan ketika sebagain besar penontonnya yang adalah laki-laki, usia muda, kulit putih, dan cisgender.

“Meningkatnya jumlah perempuan yang menggemari film superhero tampaknya dianggap biasa. Tapi, menghadirkan penggambaran karakter feminis yang dapat menantang maskulinitas genre sepertinya masih menjadi tantangan,” katanya.

Baca Juga: Bacaan Doa Setelah Sholat Witir, Lengkap dalam Latin dan Terjemahan

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari laman The Conversation, Portman dalam film terbarunya itu masih diceritakan bergantung dengan Thor dengan menyebutnya cinta pertama dan satu-satunya.

“Tidak diragukan lagi bahwa para penonton perempuan pasti tertarik dengan karakter dua perempuan kuat ini dan cerita mereka, yang kemudian akan membangun penilaian positif terhadap genre superhero secara umum.

“Tapi, itu berarti lebih banyak film superhero yang perlu dibuat dengan mempertimbangkan penonton perempuan,” ujarnya.

Baca Juga: Cetak Sejarah Lagi, Arema FC Langganan Jadi Juara di Ajang Piala Presiden, Simak Rincian Kemenangannya

Nairn menyatakan film Marvel justru lebih banyak menampilkan karakter perempuan sebagai pemeran pembantu, baik sebagai budak cinta, karakter yang menderita, maupun disubordinasikan dengan karakter lelaki.

“Dalam film Dr Strange: The Multiverse of Madness (2022) yang rilis baru-baru ini, ia ditampilkan sebagai karakter perempuan antagonis yang merugikan, tidak bisa mengontrol emosi, dan sosok ibu yang mengerikan,” kata Nairn.

“Menyajikan karakter perempuan yang punya kekuatan super namun tetap ketergantungan pada laki-laki mungkin bisa meyakinkan para laki-laki penggemar Marvel bahwa kehadiran superhero perempuan bukanlah ancaman bagi maskulinitas genre, tetapi hal itu jelas merugikan penonton perempuan,” ujarnya.

Halaman:

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: The Conversation


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah