Gazprom Rusia Berencana akan Memperketat Aliran Gas ke Eropa, Jerman: Putin sedang Bermain ‘Permainan Durhaka’

- 26 Juli 2022, 15:23 WIB
Ilustrasi Pipa Gas. Perusahaan energi raksasa asal Rusia, Gazprom saat ini tengah berencana akan memperketat aliran gas Eropa.
Ilustrasi Pipa Gas. Perusahaan energi raksasa asal Rusia, Gazprom saat ini tengah berencana akan memperketat aliran gas Eropa. /Pixabay/PatternPictures/

PR BEKASI – Perusahaan energi raksasa asal Rusia, Gazprom berencana akan memperketat aliran gas ke Eropa, di tengah kondisi perang di Ukraina yang masih bergejolak.

Gazprom mengatakan aliran melalui pipa Nord Stream 1 ke Jerman akan turun menjadi hanya 20 persen (%) dari kapasitas di akhir pekan ini, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Al-Jazeera.

Menurut perusahaan asal Rusia tersebut, penurunan kapasitas gas dilakukan atas instruksi dari pengawas industri, yang mana perlu dihentikannya pengoperasian turbin gas Siemens Energy.

Baca Juga: Adamas Episode 1 dan 2 Tayang Jam Berapa? Simak Jadwal, Spoiler, dan Link Nontonnya

Namun, Jerman tidak melihat alasan secara teknis dari pengurangan pasokan gas tersebut.

Menteri Ekonomi Jerman, Robert Habeck menghubungkannya dengan konflik politik yang sedang terjadi antara Rusia dengan negara-negara barat, atas respon dari penyerangan militer yang dilakukan Rusia ke Ukraina.

“Dia mencoba melemahkan dukungan besar untuk Ukraina dan memecah persatuan kita,” ujar Robert.

Baca Juga: Bacaan Doa Setelah Sholat Witir, Lengkap dalam Latin dan Terjemahan

Seperti diketahui, Gazprom berencana akan menurunkan kapasitas gas menjadi 33 juta meter kubik per hari, setengah dari sebelumnya.

Robert Habeck mengatakan bahwa Presiden Rusia, Vladimir Putin sedang memainkan ‘permainan durhaka’.

Menurutnya, Rusia sengaja melakukan itu untuk menimbulkan ketidakpastian dan meningkatkan harga-harga barang.

Baca Juga: The Good Detective 2 Rilis Poster Terbaru, Cek Jadwal Tayang Perdananya di Bulan Juli 2022

Salah seorang politisi di Eropa memprediksi, jika Rusia dipastikan memotong aliran gasnya pada musim dingin ini, maka akan mendorong Jerman ke dalam resesi.

Harga makanan dan energi yang sudah tinggi akan melonjak menjadi lebih tinggi lagi.

Bahkan Jerman dipaksa mengumumkan bailout $15 miliar dollar dari Uniper pada minggu lalu.

Baca Juga: Fakta Baru Diungkap Komnas HAM, Brigadir J Ditembak dari Arah dan Jarak Berlainan

Namun, Robert Habeck tetap menegaskan bahwa negara-negara barat akan melawannya dengan persatuan dan beberapa fokus tindakan.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy meminta Eropa untuk membalas ‘perang gas’ yang dilakukan Rusia dengan meningkatkan sanksinya terhadap Moskow.

“Ini adalah perang gas terbuka yang dilancarkan Rusia melawan Eropa,” kata Zelenskyy menanggapi berita tersebut.

Baca Juga: Kumpulan Twibbon Hari Kemerdekaan ke-77 RI, Desain Menarik dan Gratis Loh!

“Mereka tidak peduli apa yang akan terjadi pada orang-orang, bagaimana mereka akan menderita kelaparan akibat musim dingin dan kemiskinan, itulah mengapa kamu harus menyerang balik,” kata pemimpin Ukraina itu dalam pesan video hariannya.

Presiden Rusia, Vladimir Putin memperingatkan negara-negara barat pada bulan ini bahwa sanksi lanjutan yang dilakukan mereka akan memicu bencana kenaikan harga energi di seluruh dunia.***

Editor: Thytha Surya Swastika

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x