Bantuan PBB untuk Suriah dan Turki Mandek, Imbas Perseteruan AS-Rusia

- 11 Juli 2022, 18:36 WIB
Ilustrasi bantuan DK PBB untuk Suriah dan Turki yang terhenti akibat AS-Rusia yang bersitegang.
Ilustrasi bantuan DK PBB untuk Suriah dan Turki yang terhenti akibat AS-Rusia yang bersitegang. /REUTERS/Khalil Ashawi

PR BEKASI – Terdapat bantuan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang ditujukan kepada sekira 4 juta orang di Suriah dan Turki sesuai dengan mandat Dewan Keamanan atau DK PBB.

Dikabarkan bantuan tersebut tidak bisa dilanjutkan dan berakhir pada Minggu 10 Juli 2022 disebabkan sebuah konflik.

Penyebabnya adalah para diplomat tidak dapat menemukan kesepakatan antara Rusia dan Amerika Serikat, dua negara anggota DK PBB yang bersitegang tentang pembaruan operasi bantuan ke Suriah dan Turki.

Para diplomat menyatakan bahwa Irlandia dan Norwegia masih berusaha keras untuk mencapai kompromi.

Baca Juga: Bacaan Doa Setelah Sholat Witir, Lengkap dalam Latin dan Terjemahan

Namun pemungutan suara pada hari Minggu tidak mungkin dilakukan sehingga operasi bantuan besar-besaran PBB akan ditutup.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters, pada tahun 2020, masa berlaku mandat DK PBB itu telah berakhir.

Tetapi hal itu masih bisa diperbarui sehari kemudian setelah mendapatkan dukungan dari lima anggota tetap DK PBB.

Lewat pemberitaan televisi Kanada, CBC, Kepala bantuan PBB Martin Griffiths mengatakan bahwa bantuan termasuk makanan, obat-obatan dan tempat tinggal adalah penyelamat.

Baca Juga: Lirik dan Terjemahan Lagu Glimpse of Us – Joji, Bikin Galau Satu Dunia

Ia menganggap jika bantuan itu tidak dapat dilanjutkan, maka ada banyak orang yang keselamatannya terancam.

Rusia telah menggunakan hak veto untuk memperpanjang mandat selama satu tahun pada hari Jumat, 8 Juli 2022.

Namun usulannya untuk pembaruan selama enam bulan juga tidak dapat menemui kata sepakat.

Sebenarnya bila usulan tersebut diterima, maka 15 anggota DK PBB perlu mengadopsi resolusi baru pada bulan Januari nanti.

Baca Juga: Drama Korea Anna Tayang di Mana? Simak Link Nonton dan Jadwal Tayang Episode 1 hingga Tamat

Tujuannya yakni agar bisa meneruskan operasi bantuan warga Suriah dan Turki tersebut selama enam bulan lagi.

Namun di sisi lain, Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis beralasan bahwa perpanjangan enam bulan tidak cukup lama bagi kelompok bantuan untuk merencanakan dan beroperasi secara efektif.

Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, menyebut telah berbincang dengan para kelompok bantuan pada hari Minggu 10 Juli 2022.

Mereka mengungkapkan pada Linda Thomas-Greenfield bahwa tanpa operasi PBB, maka 70% kebutuhan pangan tidak akan terpenuhi.

Baca Juga: Bareskrim Polri Kembali Panggil Ahyudin dan 3 Petinggi ACT untuk Diperiksa

"Seluruh generasi dalam bahaya. LSM (kelompok bantuan) meminta DK PBB untuk terus berjuang menyelamatkan nyawa ini.

"Kami telah bekerja sepanjang akhir pekan dengan DK PBB untuk menemukan kompromi,” tulis Linda Thomas-Greenfield lewat akun Twitternya, @USAmbUN.

Adapun Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB, Dmitry Polyanskiy, langsung membalas cuitan tersebut dengan lantang sebagai berikut.

“Tidak perlu berjuang dan Anda tahu itu dengan sangat baik!" katanya.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Libra hingga Pisces Soal Karier Selasa 12 Juli 2022, Scorpio Harus lebih Bijak Berinvestasi

Dmitry Polyanskiy mengklaim Rusia tidak berusaha untuk membunuh operasi PBB dan hanya ingin membuatnya lebih efisien dan transparan.

Setelah dua dewan memberikan suara pada hari Jumat 8 Juli 2022, Polyanskiy mengatakan Moskow akan terus memveto usulan apa pun selain miliknya sendiri.

Rusia berpendapat bahwa operasi bantuan PBB melanggar kedaulatan dan integritas teritorial Suriah.

Menurutnya, lebih banyak bantuan harus dikirim dari dalam negeri, meningkatkan kekhawatiran oposisi bahwa makanan dan bantuan lainnya akan berada di bawah kendali pemerintah.

Baca Juga: 11 Pemain yang Diprediksi Akan Dijual PSG, dari Wijnaldum, Herrera, hingga Icardi

Pemungutan suara Dewan Keamanan PBB tentang otorisasi operasi bantuan telah lama menjadi masalah yang diperdebatkan.

Tetapi tahun ini, perdebatan kian panas karena terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Rusia dan kekuatan Barat atas invasi Moskow sejak 24 Februari 2022 ke Ukraina.

Pada tahun 2014, Dewan Keamanan pernah mengizinkan pengiriman bantuan kemanusiaan ke daerah-daerah yang dikuasai oposisi di Suriah dari Irak, Yordania, dan dua titik di Turki.

Tetapi hak veto Rusia dan China telah menguranginya menjadi hanya satu titik perbatasan Turki.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x