Network
PR BEKASI - Perdana Menteri (PM) Selandia Baru, Jacinda Adern merasa heran dan frustasi akibat gaji bulanannya masih dibayar penuh, meski sebelumnya ia meminta adanya pemotongan gaji.
Pemotongan gaji yang dipilih Jacinda Adern dan menteri lainnya dalam upaya memberikan serta menunjukkan bentuk solidaritas penduduk Selandia Baru selama pandemi virus corona atau Covid-19 melanda.
Ungkapan frustasi Jacinda Adern disampaikan dalam kesempatan wawancara bersama salah satu media lokal NZ Herald.
Baca Juga: Viral, Remaja SMP di Bekasi Tewas Tersengat Listrik Saat sedang Asik Bermain TikTok
"Katanya saya akan terus menerima gaji secara penuh selama enam bulan kedepan. Satu hal yang buat saya frustasi adalah entah sampai hal tersebut akan dilakukan," ucap Jacinda Adern seperti dikutip oleh pikiranrakyat-bekasi.com dari New Zealand Herald.
Ia pun menyebutkan bahwa menurut Otoritas Remunerasi Selandia Baru proses birokrasi dalam hal pemotongan gaji akan berlangsung rumit dan lama.
"Saya diberitahu bahwa kebijakan pemotongan gaji saya, menteri, dan pejabat tinggi negara lainnya tidak bisa terlaksana. Maka dari itu kami mengubah hukumnya, dan saat ini sedang menunggu perngimplementasian oleh Otoritas Remunerasi," ujarnya.
Baca Juga: Orang Terkaya ke-36 di Dunia Berhasil Diselamatkan Usai Disandera 12 Jam oleh Penyusup Bersenjata
Sebelumnya Jacinda Adern telah menyatakan akan melakukan pemangkasan gaji bulanannya pada April 2020 atau lebih tepat di tengah negaranya memberlakukan karantina wilayah atau lockdown.
Pemangkasan gaji bulanan pun, disebutkan Jacinda Adern, akan diberlakukan pada para menteri dan pejabat tinggi negara lainnya sebesar 20 persen selama enam bulan.
