Banyak warga yang melaporkan telah mendengar pesawat di atas kepala tepat sebelum ledakan, memicu desas-desus tentang serangan, meskipun sering terjadi serangan berlebihan oleh militer Israel.
Seorang pejabat pemerintah Israel mengatakan bahwa Israel "tidak ada hubungannya" dengan ledakan itu. Pejabat yang tidak ingin disebutkan namanya tersebut berbicara kepada AP karena dia tidak berwenang untuk membahas masalah ini dengan media berita.
Namun para pejabat Israel biasanya tidak mengomentari "laporan asing". Pemerintah Israel pun dinyatakan siap memberikan bantuan darurat melalui perantara internasional.
Sebelumnya, dua ledakan besar mengguncang ibu kota Lebanon, Beirut pada Selasa, 4 Agustus 2020 yang meratakan wilayah kota pelabuhan Port of Beirut.
Baca Juga: Partai Gerindra Resmi Usung Pasangan Gibran Rakabuming-Teguh Prakosa pada Pilkada Solo 2020
Ledakan tersebut menimbulkan kerusakan pada gedung-gedung di ibu kota dan mengirim awan jamur raksasa ke langit seperti pada ledakan Hiroshima dan Nagasaki di Jepang pada Perang Dunia II.
Selain itu, ledakan tersebut juga menyebabkan lebih dari 70 orang tewas dan 3.000 luka-luka, dengan mayat-mayat yang terkubur di reruntuhan, kata para pejabat.
Tidak jelas apa yang menyebabkan ledakan itu. Dari hasil ledakan tersebut tercatat menyebabkan gempa berkekuatan 3,5 magnitudo menurut pusat geosains Jerman GFZ dan didengar serta dirasakan sampai negara Siprus yang jaraknya lebih dari 200 kilometer melintasi Mediterania.
Baca Juga: Dua Ledakan Besar Guncang Beirut: Lebih dari 70 Orang Tewas, Satu WNI Terluka
Kehancuran tersebut menyebabkan krisis di Lebanon di tengah upaya menghadapi pandemi coronavirus dan urusan ekonomi serta keuangan yang parah.