PR BEKASI - Kemarahan atas penembakan Jacob Blake memicu kerusuhan selama tiga malam di Kenosha, Wisconsin, Amerika Serikat, termasuk bentrokan antara pengunjuk rasa anti-rasisme, dan anggota militan bersenjata.
Meski sepekan telah berlalu, hingga kini unjuk rasa tersebut masih belum mereda. Masyarakat masih menyerukan keadilan, dan memprotes sikap rasisme yang seringkali dilakukan oleh petugas polisi kepada warga kulit hitam.
Menyikapi hal tersebut, Presiden AS Donald Trump dikabarkan akan mengunjungi Wisconsin pada hari Selasa pekan ini, untuk menemui para petugas penegak hukum, serta meninjau kerusakan yang terjadi di kota tersebut, pasca unjuk rasa semakin memanas di Wisconsin.
Baca Juga: Ketika Negara Lain Fokus Bangun Ekonomi, Tiongkok Luncurkan Kapal Perusak Rudal Setara dengan AS
Donald Trump mengatakan bahwa kekuatan adalah satu-satunya cara untuk menangani kerusuhan. Dirinya juga akan mengambil sikap keras terhadap protes rasial.
Namun, Partai Demokrat mengatakan bahwa seharusnya Donald Trump tidak mengunjungi Wisconsin, yang sampai saat ini kondisinya masih belum kondusif. Karena, dikhawatirkan dapat semakin memperburuk perselisihan yang terjadi saat ini.
"Mereka akan memusatkan konvensi di sekitarnya, hal ini akan menciptakan lebih banyak permusuhan dan perpecahan seputar apa yang terjadi di Kenosha," kata Mandela Barnes, Letnan Gubernur Demokrat Wisconsin, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters.
Baca Juga: Ma'ruf Amin Sebut Kecerdasan Buatan Jadi Solusi Negara dalam Revolusi Industri 4.0
Konvensi yang dirujuk pada pernyataan tersebut adalah Konvensi Nasional Partai Republik pekan lalu, yang bertujuan mengukuhkan pencalonan presiden dan wakil presiden.