Keluarga dari Tawanan Hamas Ngamuk saat Ketemu Benjamin Netanyahu, Suasana Panas

- 6 Desember 2023, 10:38 WIB
Keluarga dari pihak yang ditawan Hamas mendesak pemerintah Israel agar keluarga mereka dibebaskan.
Keluarga dari pihak yang ditawan Hamas mendesak pemerintah Israel agar keluarga mereka dibebaskan. /Reuters/

PATRIOT BEKASI - Keluarga dari sandera Hamas bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Selasa, 5 Desember 2023.

Pertemuan mereka digambarkan oleh beberapa pihak keluarga sandera digambarkan penuh kemarahan dan keras.

Benjamin Netanyahu bertemu keluarga dari sandera Hamas saat Israel kembali menggempur Gaza usai gencatan senjata tujuh hari, di mana 100 tawanan Hamas dibebaskan.

Sementara itu, masih ada 138 orang yang ditawan Hamas di Gaza.

Baca Juga: Menegangkan! Momen Saat Anggota Al Qassam Pantau Tentara Israel sebelum Meledakkannya

“Saya mendengar cerita yang membuat saya patah hati, saya mendengar tentang rasa haus dan lapar, tentang kekerasan fisik dan mental,” ujar Netanyahu pada konferensi pers.

“Saya mendengar dan Anda juga mendengar, tentang kekerasan seksual dan kasus pemerkosaan brutal yang tidak pernah terjadi sebelumnya," katanya, menambahkan rumor soal perkosaan yang telah dibantah pihak Hamas.

Kerabat dari keluarga sanders ini menyatakan pertemuan membuat mereka sangat kritis terhadap pemerintah.

Salah satunya Dani Miran, putranya yang bernama Omri disandera pada 7 Oktober lalu oleh Hamas bersama sekitar 240 orang lainnya.

Dani mengungkapkan bahwa dalam pertemuan tersebut dia merasa dihina intelijennya sehingga memutuskan keluar di tengah pertemuan.

“Saya tidak akan menjelaskan secara rinci apa yang dibahas dalam pertemuan tersebut, tetapi keseluruhan kinerja ini buruk, menghina, berantakan,” tutur dia.

Dani juga menyebut bahwa pemerintah Israel telah membuat 'lelucon' mengenai masalah ini.

Dia menyatakan, pemerintah Israel mengatakan telah ini dan itu. Namun, Dani menegaskan bahwa pemimpin Hamas di Gaza alias Yahya Sinwar lah yang mengembalikan sandera bukan pemerintah Israel.

“Saya marah karena mereka mengatakan bahwa mereka mendiktekan sesuatu. Mereka tidak mendikte satu gerakan pun," ucapnya.

Maksud awal dari pertemuan ini ialah sebagai forum bagi para sandera yang dibebaskan untuk menceritakan kepada para menteri tentang pengalaman mereka selama ditawan di Gaza.

Di sisi lain, muncul kelompok yang dikatakan mewakili keluarga sandera dan mengutip pernyataan beberapa mantan sandera dalam pertemuan tersebut.

Menurut mereka, sandera menceritakan penganiayaan yang diterima saat menjadi tawanan, tapi pertemuan tersebut dibayangi oleh emosi keluarga yang khawatir dengan nasib kerabat mereka yang masih ditahan.

“Itu adalah pertemuan yang sangat bergejolak, banyak orang berteriak,” ucap Jennifer Master, yang rekannya Andrey menjadi sandera.

Dikatakan pihak Israel bahwa masih ada sejumlah perempuan dan anak-anak yang ditawan Hamas, sementara itu keluarga dari tawanan laki-laki menyerukan agar kerabat mereka pun tidak dilupakan.***

Editor: M Hafni Ali

Sumber: Al Arabiya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x