Seorang Kakek Dibebaskan Usai Dipenjarakan Selama 61 Tahun, Warganet: Dia Lebih Baik Tidak Bebas

- 16 September 2020, 08:12 WIB
Ilustrasi narapida yang berada di dalam tahanan.
Ilustrasi narapida yang berada di dalam tahanan. /Pixabay

PR BEKASI - Seorang kakek asal Jepang berusia 80-an tahun telah dibebaskan bersyarat dari Penjara Kumamoto pada Jumat, 11 September 2020.

Diketahui, kakek tersebut telah menjalani hukuman kurungan seumur hidup selama 61 tahun.

Saat pembebasannya, pihak berwenang tidak merilis identitas ataupun kasus kejahatannya. Hal ini bertujuan untuk membantu kakek tersebut agar dapat masuk kembali ke kehidupan masyarakat.

Dilansir Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Japan Today, pembebasan kakek tersebut menandai akhir dari masa tahanan terlama di sepanjang sejarah yang tercatat di Jepang.

Baca Juga: Jadwal Pemadaman Listrik di Bekasi Hari ini, Rabu 16 September 2020

Sejak menjalani masa tahanan di tahun 1959, kakek tersebut menunjukkan keseriusannya untuk berubah dan pihak berwenang menilai tidak ada risiko baginya untuk kembali melanggar hukum.

Dia juga harus mendapatkan tempat tinggal setelah pembebasannya agar pembebasan bersyaratnya bisa diberikan.

Hukuman seumur hidup di Jepang, yang dikenal sebagai "hukuman penjara tidak terbatas", secara bertahap menjadi lebih lama seiring dengan rata-rata waktu hidup masyarakat lansia secara keseluruhan.

Sejak tahun 2009, rata-rata masa hukuman seumur hidup di Jepang telah melampaui 30 tahun dan terus meningkat.

Baca Juga: Lokasi SIM Keliling Kota Bekasi Hari ini, Rabu 16 September 2020

Hal ini menghadirkan tantangan tersendiri untuk memperkenalkan kembali narapidana lanjut usia ke dalam masyarakat.

“Beberapa lansia adalah narapidana teladan, tetapi menemukan fasilitas tuan rumah untuk para pembebasan bersyarat ini adalah tantangan besar,” kata seorang petugas penjara.

Ini adalah masalah serius yang membutuhkan kerja sama dari pemerintah, lembaga pemasyarakatan (Lapas), dan kelompok masyarakat setempat untuk dapat mengatasinya.

Namun, banyak komentar dari warganet yang bertanya-tanya bagaimana rasanya muncul kembali di masyarakat setelah sekian lama terkurung di dalam terali besi.

Baca Juga: Jawab Kecurigaan Deddy Corbuzier Soal Relawan Vaksin Covid-19, Ridwan Kamil: Mungkin Saya Bodoh

"Jika saya dikurung selama itu, saya akan mati karena terkejut melihat bagaimana dunia sekarang," kata seorang warganet.

"Saya mendengar bahwa orang tua jatuh sakit karena perubahan drastis di lingkungan mereka," tutur yang lain.

“Saya baik-baik saja dengan dia dibebaskan, tapi dia terlalu tua untuk bekerja dan harus melanjutkan kesejahteraan. Lebih buruk lagi dia di penjara dan mungkin tidak membayar untuk program pensiun apa pun," ucap warganet lain.

“Di luar untuk pertama kalinya dalam 61 tahun! Apakah mungkin untuk beradaptasi dengan selisih waktu seperti itu, menonton TV di dalam mobil, dan membawa smartphone?,” kata warganet.

Baca Juga: Jawab Kecurigaan Deddy Corbuzier Soal Relawan Vaksin Covid-19, Ridwan Kamil: Mungkin Saya Bodoh

Menanggapi komentar terakhir, perlu dicatat bahwa narapida usia lanjut tersebut tidak terkurung di dalam kotak gelap selama enam dekade.

Selama menjalani masa tahanannya, dia memiliki akses informasi tentang apa yang terjadi di luar tembok penjara.

Hal ini didapatkan karena Penjara Kumamoto secara rutin mengadakan acara yang melibatkan masyarakat umum ke dalam Lapas.

Jadi, mesikipun para narapidana tidak menjalani kehidupan normal seperti orang-orang yang berada di lingkungan bebas, tetapi mereka memiliki pemahaman yang baik tentang perkembangan dunia luar, termasuk tentang apa itu smartphone.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Japan Today


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x