PR BEKASI – Sebanyak 58 persen warga Skotlandia mendukung merdeka dari Kerajaan Inggris dalam sebuah survei yang dilakukan oleh Ipsos MORI, yang merupakan sebuah lembaga survei opini publik pada Rabu, 14 Oktober 2020.
Survei kemerdekaan yang menjadi kesembilan berturut-turut sejak Juni tersebut mengambil responden dari 1.045 orang dewasa berusia diatas 16 tahun di seluruh Skotlandia.
Hasil dari survei yang dilakukan pada 1-9 Oktober tersebut merupakan yang tertinggi sejak beberapa tahun ke belakang dengan warga yang memilih tetap bergabung dengan Kerajaan Inggris hanya sebanyak 42 persen.
Baca Juga: Polemik Dua Jenderal Tersangka Kasus Suap Djoko Tjandra Dijamu Makan Siang, Kejagung Buka Suara
Keputusan Inggris yang memilih keluar dari Uni Eropa tanpa persetujuan negara anggota lain, serta pandemi COVID-19 yang sudah menewaskan 43 ribu warga Inggris diduga menjadi pemicu tingginya keinginan masyarakat Skotlandia berpisah dari pemerintahan Ratu Elizabeth.
Setelah sebelumnya gagal menuai hasil pada referendum enam tahun lalu, para aktivis kemerdekaan Skotlandia sekarang mendapat dukungan lebih banyak untuk dapat mewujudkan impiannya.
"Sejak 2014, kami tahu keinginan itu selalu ada. Kami hanya perlu mendapat dukungan masyarakat untuk mencapai kemerdekaan, cukup banyak dari mereka yang melakukannya kampanye di media sosial," kata Gary Kelly, dari kelompok pro-kemerdekaan Skotlandia, Yes2, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Aljazeera, Senin, 19 Oktober 2020.
Baca Juga: Lakukan Tindakan Asusila pada Pelangganya karena Terharu, Pelaku: Hawa Nafsu Saya Sedang Tinggi
Parlemen Skotlandia sendiri sejak didirikan pada 1999 telah dikuasai oleh Partai Nasional Skotlandia (SNP) yang dikenal sebagai pro-kemerdekaan, mereka menjadi satu-satunya partai di parlemen yang mendukung kemerdekaan Skotlandia.